Jumat, 20 Agustus 2010

Perjalanan ke Danau Sentarum, TN Betung Karihun (Badau) Perbatasan RI - Malaysia 2002

Sri Handoyo Mukti

Sekitar tahun 2002, kami sedang melakukan kajian mengenai Kawasan Perbatasan Kalimantan dengan Sabah dan Serawak. Kebetulan kami mendapat undangan untuk ikut Tim Pemprov Kalbar untuk meninjau ke Nanga Badau, salah satu kecamatan di perbatasan antara Kalbar dengan Sarawak, Malaysia. Saya dan Pak Wanto ditugaskan kantor untuk ikut Tim Pemprov.

Saya dan Pak Wanto tiba di Pontianak sore dan menginap di Hotel Merpati (tanggalnya lupa) . Hari itu juga saya konfirmasi keikutsertaan ke Badau.Saat itu pasca kejadian kasus bentrok antara Madura dan Dayak, dimana suasana masih mencekam, pengungsi di Kota Pontianak yang ditampung di penampungan juga masih ada.  Besoknya, kami berkumpul di kantor Bappeda Prov yang terletak di daerah belakang Kantor Gubernur. Sekitar jam 7 pagi rombongan yang terdiri dari jajaran pemprov dan dinas-dinasnya serta undangan dari instansi pusat bertolak ke Entikong (salah satu kecamatan yang berbatasan langsung dengan Sarawak), dimana di Entikong ini sudah ada PPLB (Pos Pengawas Lintas Batas). Dalam perjalanan, kami sempat mampir di Sungai Pinyuh untuk minum kopi sambil makan telur penyu, saya habis 2 telur, sedangkan Pak Wanto sama sekali tidak doyan. Saya dan Pak Wanto ikut mobil Bappeda selama perjalanan. Perjalanan Pontianak Entikong dapat ditempuh selama 7 jam dimana jarak Pontianak Entikong adalah sekitar 310 km dan melewati kecamatan-kecamatan Tarang, Batang Tarang, Sosok, Kembayan. Setiba di Entikong, siangnya kami diskusi di Kantor Camat dan malamnya diskusi dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Kami bermalam di Balai Karangan (desa) yang terletak di Kec Sekayam, tetangga Kec. Entikong.

Besok paginya kami meninjau PPLB Entikong, melakukan wawancara, men cap pasport kemudian melewati Tebedu, kota yang bersebelahan dengan Entikong di Sarawak, melewati Kota Sirian di Sarawak dan mengambil jalan keutara (kalau ke selatan kita menuju Kuching, ibukota Serawak), jalan lintas di Serawak menuju Miri dan Brunei. Perbedaan yang sangat mencolok antara Kalbar dan Sarawak adalah dalam hal infrastruktur jalan dan fasos fasumnya, seperti di Kota Lubuk Antu kota yang bersebelahan dengan Kec Nanga Badau, disana fasilitas perkotaan serta infrastruktur jalan sudah baik bahkan sudah ada Hotel Seraton. Melewati Lubuk Antu, masuk kembali ke wilayah RI kami melewati jalan rusak yang menandakan telah berada di wilayah RI. Kami ke kec. Badau dan menginap di barak-barak milik kehutanan, sedangkan beberapa anggota dprd menginap dirumah pak camat. malam harinya kami melakuka pertemuan dengan tokoh setempat.

Paginya kami berkeliling ke kecamatan yang bersebelahan dengan Nanga Badau seperti Kec Puring Kencana dimana di kecamatan ini terdapat Taman Nasional Betung Karihun serta Danau Sentarum. Jalan-jalan di perbatasan saat itu kualitasnya masih jalan batu (kerakal) atau macadam. Kami tiba di Danau Sentarum malam dan kemudian melakukan diskusi dengan tokoh-tokoh setempat. Pada Pagi harinya kami turun ke danau (penginapan kami ditepi danau) dan naik speed boat ke pulau ditengah-tengah danau. Menurut cerita pengelola penginapan, banyak turis berkunjung ke danau sentarum dan TN Betung Karihun, tetapi menginap di Lubuk Antu Serawak. 

Dari perjalanan tersebut, kami merasakan banyak sekali permasalahan yang harus dibenahi di perbatasan, mulai dari koordinat batas (waktu itu GPS masih barang langka) budaya masyarakat, perkebunan, penyelundupan kayu ilegal, human trafficking serta yang paling penting adalah mau diapakan perbatasan kalimantan kedepan, khususnya wilayah jantung kalimantan yang merupakan kawasan yang dilindungi. 

Dalam kunjungan ke beberapa daerah di sekitar nanga badau, kami juga sempat mengunjungi lokasi penggergajian kayu illegal yang telah ditutup, tetapi waktu kami tiba disana masih ada kegiatan penggergajian serta masih terdapat alat berat (traktor) yang masih tertinggal milik pengusaha kayu ilegal.

Setelah 2 hari kami menginap di perbatasan, kami kembali ke Pontianak (sebagian langsung, sebagian ke Kuching dulu). Memang sangat ironi kami harus berkunjung ke wilayah RI tetapi harus melewati wilayah tetangga dulu. Di perjalanan, mobil rombongan ada yang mogok. Selama menunggu mobil mogok, saya memperhatikan bahwa truk-truk yang mengangkut kayu ilegal hilir mudik hampir setiap 15 menit di perbatasan tanpa aral melintang baik disisi RI maupun Malaysia. Di Sirian, kami berhenti sebentar, Pak Wanto ikut mobil yang langsung ke Pontoanak sedangkan saya ikut rombongan pemda yang menginap di Kuching.

Di Kuching kami menginap di Hotel kecil (saya ikut aja kemana orang pemda) kalau tidak salah Hotel Taufik, kami sempat makan di Taman Kereta, setelah itu kami beristirahat. Esoknya orang pemda ada yang ingin beli buku di salah satu toko buku di Kuching (malamnya kami datang sudah tutup), kami menunggu hingga toko buka, kemudian kami mampir ke pasar beli ikan untuk selanjutnya kami bertolak kembali ke Pontianak. Kami sempat makan siang di Balai Karangan sekitar jam 3 sore, dan kami tiba di Pontianak sekitar jam 10 malam. Saya mencari hotel dan menginap di Hotel (lupa) Pontianak. Besoknya saya sulit sekali mencari tiket, untungnya saya dibantu oleh teman dari Bapedalda dan anggota DPRD Prov. sehingga saya bisa terbang kembali ke Jakarta. Hasil kunjungan ini serta kunjungan ke Nunukan dan Kota Kinabalu (akan saya tulis kemudian) merupakan bahan untuk penulisan buku kami yang berjudul : "Perbatasan Kalimantan RI - Malaysia, Permasalahan dan Konsep Pengembangannya"


Minggu, 15 Agustus 2010

Perjalanan ke Jailolo Maluku Utara

Sri Handoyo Mukti
Sepulang seminar RDP di Bali tanggal 2 Agustus 2010, besoknya tanggal 3 Agustus langsung surveu ke Jailolo, Maluku Utara. Perjalanan ke Jailolo harus melalui Bandara Sultan Baabulah Ternate. Pesawat yang saya gunakan adalah Lion Air, berangkat dari Jakarta sekitar jam 5 pagi, setelah transit di Manado, kami pindah ke Wing Air, anehnya di Manado kami harus bayar airporttax lagi (??). Tiba di Ternate sekitar jam 11.30 waktu setempat. Setiba di bandara, rupanya bandara sudah di sterilkan karena SBY akan mendarat sekitar jam 15.00 seusai acara puncak Sail Banda 2010 di Ambon. Untungnya, sopir taksi yang jemput dapat masuk ke bandara dan menjemput saya. Saya gabung dengan teman-teman (Miaji, Doni dan Lutfi)yang ada di BMG dekat bandara. Kami makan siang di rumah makan Florida dengan pemandangan ke gunung Tolitara. Pemandangan ini yang diabadikan dalam uang Rp. 1000 rupiah. Setelah itu kami menuju hotel. Rupanya karena ada kedatangan SBY, semua hotel penuh sehingga kami memperoleh hotel yang agak kurang sehat sirkulasi udaranya. Saya berusaha mencari hotel lain dan ternyata ada di hotel Corner, hotel favorit saya setelah Hotel Amara.

Tanggal 4 esok harinya, kami menjemput teman kami lainnya (Dadang dan Suryatna) sehingga kami ber 6 : saya, miaji doni, Lutfi, Dadang dan Suryatna langsung menuju pelabuhan speed Dufa-dufa untuk melanjutkan perjalanan air ke Jailolo. Perjalanan yang hanya memakan waktu sekitar 1 jam kami lalui dengan lancar gelombang sangat tenang dipagi hari. Setiba di Jailolo, kami melapor ke Kanpel Jailolo dan melaksanakan survey ke Dishub dan Bappeda. Tim survey laut (Dadang dan Suryatna) bermalam di Jailolo, sedangkan kami ber empat sorenya kembali ke Ternate.

Tanggal 5 Lutfi kembali ke Jakarta sedangkan kami bertiga kembali ke Jailolo untuk survey ke Pelabuhan Matui yang merupakan pengembangan Pelabuhan Jailolo karena lokasi pelabuhan jailolo sudah sangat terbatas untuk pengembangan. Kami menggunakan kapal milik kanpel Jailolo dan membawa peralatan sounder. Teluk Jailolo rupanya cukup dalam ditengahnya (sekitar 100 meteran) sedangkan ditepi teluk ada daerah yang dalam, ada yang ditutupi terumbu karang dan ada yang ditumbuhi mangrove. Disekitar pelabuhan Jailolo kami menemukan baik Mangrove maupun terumbu karang sehingga lokasi ini memang sulit untuk dikembangkan, apalagi Kanpel tidak memiliki lahan di darat, yang dimiliki hanya lahan di laut hasil reklamasi. Sedangkan di Matui, Kanpel telah membebaskan lahan di darat sekitar 16 ha dan telah membangun pelabuhan dengan mereklamasi di sisi laut. Selesai kami survey dan mengambil gambar, kami kembali ke Pelabuhan Jailolo. Kami masih menunggu Pak Kakanpel untuk kembali ke Ternate, ternyata Pak Kakanpel masih di Tidore dalam rangka Pilkada dan baru kembali malam sehingga kami langsung kembali ke Ternate untuk bertemu dengan Pak Kakanpel di Ternate. Setibanya di Ternate, kami istirahat kemudian kami makan malam setelah menemui Pak Kakanpel.

Di hotel, kami menjumpai banyak turis asing yang habis diving disekitar kabupaten Halmahera Selatan. Hal ini bagi saya sangat menggembirakan dan citra Maluku Utara sudah pulih di mata wisatawan mancanegara pasca konflik yang berkepanjangan tahun 2000an Saya berharap kondisi seperti ini terus terjaga sehingga dalam bayangan saya Maluku Utara yang sangat unggul dalam wisata bahari dan kaya bahan tambang ini dapat melesat maju sejajar dengan wilayah lain di Indonesia

Hari Jum'at tanggal 6 Agustus 2010 kami kembali ke Jakarta naik Batavia yang memiliki jalur penerbangan langsung dari Ternate - Jakarta tanpa transit.

Kamis, 12 Agustus 2010

ANALISIS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten Lombok Timur membutuhkan dukungan infrastruktur yang spesifik dan bergantung pada komoditas unggulan yang akan dikembangkan. Dari hasil

A. Kebutuhan Infrastruktur Transportasi KSK

1. Transportasi Darat

Sistem Jaringan Jalan Primer

Dalam struktur ruang Kabupaten Lombok Timur, fungsi jalan ditetapkan berdasarkan pusat-pusat kegiatan yang telah ditetapkan dalam sistem jaringan jalan primer. Jaringan jalan primer ini yang menghubungkan KSK dengan kawasan lain di luar Kabupaten Lombok Timur.



Gambar xx. Sistem Jaringan Jalan Primer





Ciri Jaringan Jalan Primer :

 Menghubungkan simpul jasa distribusi dalam satuan wilayah pengembangan menghubungkan secara menerus kota jenjang ke satu, kota jenjang kedua, kota jenjang dibawahnya sampai persil.

 Menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang antar satuan wilayah pengembangan.

 Menurut volumenya terbagi atas :

Tabel xx. Fungsi Jalan Primer sebagai Penghubung Pusat Kegiatan















Arteri Primer

Menghubungkan kota jenjang ke satu yang terletak berdampingan atau menghubungkan kota jenjang ke satu dengan ciri-ciri sebagai berikut :

• Dengan kecepatan paling rendah 60 km/jam dengan lebar jalan tidak kurang dari 8 meter

• Mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata

• Lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas rat-rata

• Jumlah jalan masuk ke arteri primer dibatasi secara efisien

Kolektor Primer

Menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ke dua atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ke tiga.

• Kecepatan paling rendah 40 Km/jam

• Mempunyai kapasitas yang sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.

• Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan sehingga ketentuan sebagaimana dimaksud ayat a dan ayat b masih terpenuhi.

• Tidak terputus walaupun memasuki kota

Lokal Primer

• Menghubungkan kota jenjang satu dengan persil atau menghubungkan kota jenjang ke dua dengan persil atau menghubungkan kota jenjang ke tiga.

• Jalan tidak kurang dari 3,5 meter

• Batas luar daerah pengawasan jalan DAWASJA yang diukur dari as jalan tidak kurang dari 4 meter

Sesuai dengan kreteria dan kondisi yang ada di wilayah Kabupaten Lombok Timur, maka untuk arteri primer membentang dari arah barat Pulau Lombok melalui Kopang, wilayah Lombok Tengah kearah Kabupaten Lombok Timur melewati Kecamatan Terara, Sikur, Masbagik, Suralaga, Wanasaba, Aikmel hingga wilayah Kecamatan Pringgabaya.

Untuk jalan kolektor primer membentang melalui beberapa wilayah Kabupaten Lombok Timur, meliputi:

- Jalan Koletor primer dibagian tengah membentang dari persimpangan Masbagik ke arah selatan menghubungkan kota orde II Selong yang melintasi Sukamulia, Labuhan Haji, Keruak hingga Kecamatan Jerowaru dan terus melintas hingga perbatasan Kabupaten Lombok Tengah.

- Untuk wilayah Lombok Timur bagian selatan jalan kolektor primer ini membentang dari wilayah Kecamatan Keruak melewati Kecamatan Sakra, Sakra Timur hingga ke wilayah Kecamatan Selong.

- Untuk wilayah Utara, jalan Kolektor primer ini membentang mulai dari wilayah Kecamatan Aikmel menghubungkan wilayah Suela, Sembalun, Kecamatan Sambelia hingga ke wilayah Pringgabaya.

Untuk jalan lokal primer, membentang pada hampir semua wilayah kecamatan yang menghubungkan antara wilayah ibukota kecamatan dengan daerah belakangnya.

Untuk kelas kolektor primer dalam pengembangannya mengalami hambatan terutama pada wilayah-wilayah yang mempunyai kelerengan 30 % sehingga sulit untuk dilewati oleh kendaraan, sehingga dalam penangannya diperlukan metode dan prioritas penanganan lebih lanjut untuk mengatasi kendala tersebut, apalagi mengingat kawasan yang berada di sekitar kelerengan ini mempunyai prospek pengembangan kegiatan pertanian sehingga pengembangan akses kearah wilayah ini akan semakin memperlancar arus distribusi dan meningkatkan keterhubungan dengan wilayah Kabupaten lain. Adapun ruas jalan tersebut adalah sekitar kecamatan Sembalun yang dirancang untuk semakin memperlancar hubungan dengan Kabupaten Lombok Barat melalui jalur lingkar yang telah dikembangkan terlebih dahulu, disamping untuk memperlancar keterhubungan antar wilayah kecamatan dan mendukung perkembangan wilayah, maka perlu adanya peningkatan kualitas jaringan jalan di sekitar Kecamatan Jerowaru dan Kecamatan Keruak, sehingga potensi wisata pantai yang ada disekitar wilayah ini semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Pengembangan transportasi jalan raya di Kabupaten Lombok Timur pada dasarnya terdapat pola pergerakan yang menyebabkan timbulnya bangkitan lalu lintas dalam kota yang meliputi bekerja yaitu pergerakan penduduk dari tempat tinggal ke tempat bekerja, berbelanja pergerakan penduduk ke arah pusat perdagangan, sekolah pergerakan ke arah fasilitas pendidikan. Dari masing-masing pergerakan yang dipengaruhi oleh motivasi tersebut menyebabkan suatu bangkitan lalu lintas yang kompleks.

Berdasarkan kondisi jalan diatas, maka dalam perkembangannya diarahkan pada aspek-aspek

 Peningkatan kualitas jaringan jalan kolektor primer dikembangkan untuk memperlancar keterhubungan wilayah satu dengan wilayah yang lain, terutama untuk kecamatan Sembalun, Jerowaru, dan Keruak mengingat kondisi wilayah tersebut memiliki prospek untuk berkembang

 Pengembangan studi mengenai kapasitas jalan yang ada saat ini terhadap kemampuan daya tampung pada masa mendatang, terutama pada ruas-ruas jalan dengan tingkat keramaian tinggi, seperti sepanjang jalur jalan Terara-Aikmel dan sepanjang jalan Masbagik - Labuhan Haji

 Pengembangan dan rehabilitasi jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan pusat wilayah pengembangan dengan wilayah Kecamatan pendukungnya

 Pengembangan jalan baru pada wilayah yang potensial untuk kegiatan distribusi dan pariwisata, mencakup

- Peningkatan kualitas jaringan jalan lokal primer yang menghubungkan antara wilayah Kecamatan Sembalun dengan Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Sembalun dengan Kecamatan Suela terutama untuk mendukung kelancaran sistem distribusi pertanian dari wilayah Sembalun ke wilayah Sambelia atau Pringgabaya

- Untuk mendukung kegiatan wisata di wilayah Kabupaten Lombok Timur bagian selatan, maka perlu pengembangan jalur transportasi yang menyusuri daerah sepanjang pantai mulai dari wilayah Kecamatan Jerowaru yaitu di Desa Ekas hingga ke Teluk Awang yang ada di wilayah Kabupaten Lombok Tengah. Disamping itu perlu adanya peningkatan kualitas jalan yang melewati rute wisata pantai Surga, Tanjung Ringgit, Teluk Serewe, Teuk Kecibing dan sekitarnya. Terhadap pengembangan jalur transportasi ini dapat dilihat pada peta 4.11. berikut.

Sistem Jaringan Jalan Sekunder

Jaringan jalan didalam KSK dikembangkan dalam sistem jaringan jalan sekunder yang terdiri dari

Jalan arteri sekunder : menghubungkan sentra-sentra produksi pertanian dan peternakan, sentra-sentra pengolahan dan sentra-sentra perdagangan dan jasa dengan outlet yang berada didalam atau diluar KSK. Jalan ini juga jadi penghubung jaringan jalan arteri primer dengan jaringan jalan dalam sistem sekunder.

Jalan kolektor sekunder : menghubungkan antar sentra-sentra kegiatan dalam KSK

Jalan lokal sekunder : jalan yang berada di dalam sentra kegiatan dalam KSK seperti sentra produksi, sentra pengolahan (industri) atau sentra perdagangan jasa.

Terminal

Didalam RTRW Kabupaten Lombok Timur, terminal induk ditempatkan di Pancor, Kec. Selong, dimna di KSK terdapat terminal pendukung di Labuhan Lombok, Kec Pringgabaya. Pengembangan KSK dengan pusat di Kec Aikmel membutuhkan terminal khusus barang yang dibedakan atas :

- Sub terminal agribisnis (STA) : terminal khusus untuk produk pertanian atau peternakan yang lokasinya dekat dengan sentra produksi pertanian atau peternakan, dimana untuk KSK lokasi yang cocok untuk STA adalah di Kec. Aikmel.

- Terminal Agribisnis (TA) : terminal khusus untuk produk pertanian atau peternakan yang lokasinya lebih dekat dengan pasar, dimana untuk KSK lokasi yang cocok adalah di Labuhan Lombok, Kec. Pringgabaya, sehingga Labuhan Lombok dalam sistem primer menjadi terminal pendukung terminal induk sedangkan di KSK menjadi Terminal Agribisnis.



2. Transportasi Penyeberangan

Transportasi penyeberangan tidak dibutuhkan secara khusus dalam rangka pengembangan KSK, tetapi menggunakan sebagaimana yang telah direncanakan dalam sistem primer dalam RTRW Kabupaten dan Provinsi.

3. Transportasi Laut

Semua pelabuhan laut di Pulau Lombok dapat digunakan untuk mendukung pengembangan KSK. Pelabuhan laut yang berada di Labuhan Haji, Labuhan Lombok dan Tg Luar dapat beroperasi optimal jika sistem jaringan jalan yang menghubungkan sentra-sentra di KSK terhubung dengan baik serta tersedia armada angkutan yang dibutuhkan.

4. Transportasi Udara

Transportasi udara untuk mendukung pengembangan KSK menggunakan bandara yang sudah ada, baik bandara lama di Mataram maupun yang sedang dibangun di Lombok Tengah.



B. Kebutuhan Fasilitas KSK

Fasilitas di KSK untuk pendidikan, kesehatan, dan sosial/tempat peribadatan sesuai dengan yang ada dalam RTRW Kabupaten Lombok Timur. Hanya fasilitas ekonomi yang perlu ditambahkan dalam mendukung kegiatan KSK. Melihat komoditas unggulannya antara lain jagung dan produk pertanian lain serta peternakan sapi, maka diperlukan beberapa fasilitas ekonomi perdagangan dan produksi untuk mendukung KSK diantaranya:

1. Didalam Sentra Produksi Peternakan Sapi : kandang, pasar hewan

2. Didalam Sentra Produksi Jagung : Gudang penyimpanan, Sub Terminal Agribisnis

3. Didalam Sentra Pengolahan Jagung : terminal agribisnis, gudang penyimpanan dan pengemasan

4. Didalam Sentra Pengolahan Hasil Peternakan : Tempat Pemotongan Hewan, sistem pergudangan dan pengepakan, sistem pelelangan produk hasil olahan.



Rencana pemenuhan kebutuhan fasilitas umum lainnya meliputi :

1. Fasilitas Ekonomi

Bank/Koperasi

Adapun jenis fasilitas perbankan di Kabupaten Lombok Timur adalah jenis bank umum (BRI) dan Bank perkreditan rakyat. Skala pelayanan untuk fasilitas perbankan di Kabupetan Lombok Timur dapat diklasifikasikan menjadi skala pelayanan lingkup Kabupetan, dan Lingkup Kecamatan.

Berdasarkan skala pelayanan dan tingkat persebaran fasilitas perbankan yang cukup merata, maka dapat dikatakan bahwa fasilitas perbankan yang ada, sudah mampu melayani masyarakat di Kabupaten Lombok Timur secara merata. Sedangkan untuk fasilitas perekonomian berupa Koperasi atau KUD penyebarannya sudah merata disetiap wilayah kecamatan, disamping itu keberadaan fasilitas Koperasi/KUD ini terkait dengan skala pelayanan pada masing-masing wilayah kecamatan, sehingga ada beberapa wilayah kecamatan yang jumlah fasilitas Koperasi atau KUD melebihi tingkat kebutuhan wilayah mereka. Untuk itu dalam perkembangannya untuk fasilitas ini tidak perlu ada penambahan, kecuali lebih kepada penataan lingkup wilayah kerja dari koperasi/KUD yang ada agar mencakup kecamatan yang berada disekitarnya.

Fasilitas Pasar Umum

Pola aktivitas pasar di Kabupaten Lombok Timur dibuat berdasarkan hari pasaran seminggu sekali, sehingga di beberapa tempat selain hari pasaran yang ada, maka aktivitas pasarnya hanya setengah hari saja. Berdasarkan kondisi dilapangan, dengan tolak ukur tingkat keramaian dan skala pelayanan, maka karakter pasar-pasar utama di kabupaten Lombok Timur dapat dipaparkan sebagai berikut:

- Pasar Masbagik berada di Kecamatan Masbagik, merupakan pasar dengan skala pelayanan regional, hal ini terkait dengan fungsi pasar Masbagik sebagai pasar induk dan pendukung bagi aktivitas pasar yang berada di kota propinsi, yaitu pasar Sweta. Berdasarkan kondisi ini maka aktivitas orang dan barang di pasar ini cukup tinggi sepanjang hari, sehingga dalam perkembangannya pasar Masbagik dikategorikan sebagai pasar induk karena selain fungsinya sebagai aktivitas pasar juga sebagai suplier bagi pemenuhan kebutuhan skala regional

- Pasar Aikmel, berada di Kecamatan Aikmel: Merupakan pasar dengan skala pelayanan bagi kecamatan-kecamatan yang berada di wilayah timur Kabupaten Lombok Timur, seperti Kecamatan Suela, Wanasaba, Pringgabaya, Sambelia dan Sembalun. Berdasarkan kondisi ini, maka pasar Aikmel menjadi sangat penting, karena kecamatan yang melingkupinya merupakan pusat produk pertanian, seperti Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Suela, sehingga fungsi Pasar Aikmel adalah sebagai penampung bagi produk pertanian yang ada sebelum dibawa ke pasar Masbagik atau ke pasar Sweta yang ada di Kabupaten Lombok Barat.

- Pasar Selong berada di Kecamatan Selong. Pasar Selong dalam aktivitasnya mengarah pada pemenuhan kebutuhan lokal penduduknya saja, artinya orientasi pelayanan untuk skala wilayah yang lebih luas, tidak terjadi. Hal ini terkait dengan posisi pasar selong yang diapit oleh beberapa pasar lainnya, yang jaraknya tidak terlalu jauh, seperti Pasar Tanjung yang ada di Kecamatan Labuhan Haji disebelah selatan dan Pasar Masbagik disebelah utara, sehingga otomatis fungsi pasar Selong sendiri orientasi utamanya hanya untuk pemenuhan kebutuhan lokal saja.

- Pasar Paok Motong, Berada di Kecamatan Sikur, merupakan fasilitas ekonomi yang skala pelayanannya, diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat yang berada di kecamatan tersebut. Aktivitas perekonomian di kawasan ini sifatnya terbatas, baik dari segi keragaman jenis barang, lamanya aktivitas pasar maupun dari segi frekuensi kunjungan konsumen, kondisi ini terkait dengan lokasi pasar Paok Motong yang sejajar dengan pasar Masbagik sehingga konsumen lebih cenderung bergerak ke pasar Masbagik dari pada ke Pasar Paok Motong.

- Pasar Rarang, berada di Kecamatan Terara, Kondisi pasar Rarang hampir sama dengan pasar Paok motong, baik dari segi skala pelayanan, keragaman jenis barang maupun frekuensi keramaian pasar. Skala pelayanan untuk pasar Rarang awalnya lebih mengarah pada pemenuhan kebutuhan lokal. Akan tetapi setelah Kecamatan Terara dikembangkan menjadi dua, yaitu dengan adanya Kecamatan Montong Gading, maka fungsi Pasar Rarang menjadi lebih penting, karena selain memenuhi kebutuhan lokal juga memenuhi kebutuhan kecamatan sekitarnya, dalam hal ini adalah kecamatan Montong Gading.

- Pasar Lainnya, adapun untuk pasar lainnya di Kabupaten Lombok Timur, sifat pelayanannya lebih kepada pemenuhan kebutuhan lokal wilayah kecamatan yang bersangkutan saja. Artinya skala pelayanan ataupun aktivitas pasar yang ada tidak memberikan pengaruh secara regional/wilayah, disamping pasar-pasar tersebut pelayanannya hanya sebagai penunjang dari berbagai aktivitas ekonomi/pasar utama, seperti yang telah dijelaskan diatas.

Secara umum, fasilitas perekonomian berupa pasar di Kabupaten Lombok Timur memiliki karakter yang hampir sama, yaitu berada dekat dengan jalan utama, baik di jalan arteri primer, seperti pasar Terara, Sikur, Masbagik maupun pasar Aikmel, berada di jalan arteri sekunder seperti pasar Selong, Labuhan Haji maupun pasar Sakra dan pasar yang berada di jalan skala lokal. Disamping itu kondisi bangunan pasar sendiri masih merupakan gabungan antara bangunan permanen dan temporer, seperti kios atau warung yang dibuat dari bahan bambu, dan belum dilengkapi dengan lokasi parkir secara khusus, sehingga sering memacetkan arus kendaraan yang melewati jalan di sekitar pasar, apalagi pada saat hari pasaran tingkat kemacetannya lebih tinggi.

Berdasarkan karakteristik, persebaran dan kondisi fasilitas perekonomian berupa pasar umum di Kabupaten Lombok Timur tersebut, maka arahan pengembangan terhadap fasilitas perekonomian ditujukan untuk peningkatan kualitas pelayanan terhadap wilayah bawahannya, antara lain.

 Untuk SSWP Utara, terlayani oleh pasar Aikmel dan didukung oleh pasar-pasar yang ada disekitarnya seperti di Kecamatan Pringgabaya, dan pasar yang ada di Kecamatan Suralaga.

 Untuk SSWP Tengah terdapat pasar Masbagik dan didukung oleh pasar yang berada di Kecamatan Selong dan Labuhan Haji.

 Untuk SSWP Barat terdapat pasar Terara dengan pasar pendukung berada di Kecamatan Sikur, dan Kecamatan Sakra

 Untuk SSWP Selatan terdapat pasar Keruak dengan pasar pendukungnya adalah pasar Jerowaru.

Sehingga dalam pengembangannya fasilitas perekonomian berupa pasar ini lebih kepada peningkatan kualitas pasar, terutama menyangkut aspek - aspek berikut:

a. Peningkatan kualitas bangunan,

b. Penataan bangunan yang berada diluar kawasan pasar,

c. Penentuan lokasi bongkar muat barang,

d. Penataan perparkiran

e. penentuan yang jelas antara batas pasar dengan jenis kegiatan lainnya, seperti kegiatan transportasi

Pasar Hewan

Berdasarkan potensi peternakan yang dimiliki Kabupaten Lombok Timur dan ketersediaan fasilitas pasar ternak, maka penentuan penambahan fasilitas berupa pasar hewan ini didasarkan pada skala pelayanan dan kemudahan jangkauan, bagi wilayah yang potensial, berdasarkan kreteria tersebut, maka penentuan lokasi pasar ternak dialokasikan berdasarkan sistem wilayah pelayanan. Adapun penambahan tersebut mencakup:

 SSWP Selatan ditujukan untuk melayani kecamatan Keruak, Jerowaru dan wilayah sekitarnya.

 SSWP Utara ditujukan untuk melayani kebutuhan kecamatan pendukung, terutama untuk Kecamatan Sembalun, Pringgabaya dan Kecamatan Sambelia, yang mempunyai potensi peternakan cukup besar.

 Sedangkan untuk SSWP Tengah dan SSWP Barat tidak perlu ada penambahan, hal ini terkait dengan kondisi wilayah di kedua daerah pelayanan ini yang relatif mudah terjangkau oleh sarana dan prasarana angkutan, pergerakan masyarakat ke pasar hewan relatif lebih mudah dijangkau, sehingga fasilitas yang ada sudah mampu melayani kedua wilayah tersebut.

Fasilitas Perdagangan Dan Jasa

Yang termasuk dalam ketegori fasilitas perdagangan jasa adalah segala bangunan yang digunakan untuk kegiatan perekonomian. Dengan pola penyebaran yang merata ini maka untuk fasilitas perdagangan dan jasa di Kabupaten Lombok Timur tidak perlu ada penambahan, apalagi jika disesuaikan dengan standard penentuan fasilitas, maka fasilitas yang ada, jumlahnya sudah diatas rata-rata kebutuhan masyarakat di Kabupaten Lombok Timur. Adapun dalam pengembangannya lebih lanjut, untuk wilayah Kabupaten Lombok Timur belum diperlukan adanya fasilitas perdagangan dengan tingkat yang lebih tinggi seperti adanya bangunan Mall atau supermarket, karena keberadaan fasilitas ini justru akan mematikan kegiatan perekonomian pasar yang telah berkembang diwilayah Kabupaten Lombok Timur, selain itu fasilitas perdagangan ini telah tersedia di ibukota propinsi yang jika dilihat dari segi jarak, masih dapat dijangkau oleh penduduk yang ada di Kabupaten Lombok Timur, sehingga untuk pengembangan fasilitas perdangan dan jasa di Kabupaten Lombok Timur lebih kepada peningkatan keragaman produk yang dijual kepada masyarakat, baik itu produk perdagangan atau jasa, sehingga masyarakat tidak perlu ke wilayah kabupaten lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.



2. Fasilitas Sosial Budaya

Analisa fasilitas sosial budaya mencakup fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan dan fasilitas peribadatan, yang dapat dianalisa sebagai berikut :

Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kabupaten Lombok Timur terdiri atas Rumah Sakit, Poliklinik, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes, Tempat Praktek Dokter, Apotik dan Posyandu.

Rumah Sakit

Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 2 unit, dimana 1 unit berada di Kecamatan Sukamulia dan merupakan Rumah Sakit yang dikelola oleh pihak swasta sedangkan 1 unit lainnya berada di Kecamatan Selong dan merupakan rumah Sakit Type C dengan skala pelayanan regional. Idealnya berdasarkan standard, maka untuk fasilitas berupa rumah sakit di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 8 unit, akan tetapi melihat kondisi dan kemampuan pelayanan dari fasilitas rumah sakit yang ada, maka tidak perlu ada penambahan, kecuali lebih kepada peningkatan mutu fasilitas yang ditunjang dengan tenaga memadai yang ada, dalam hal ini adalah peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit dan penambahan tenaga ahli kesehatan, baik dokter ataupun perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

Puskesmas

Jumlah fasilitas kesehatan berupa Puskesmas di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 28 unit, dengan penyebaran rata-rata 1 pada setiap wilayah kecamatan, kecuali untuk Kecamatan Terara, Sikur, Masbagik, Selong, Labuhan Haji dan Kecamatan Pringgabaya masing-masing 2 unit Puskesmas. Berdasarkan pola penyebaran fasilitas puskesmas ini, maka dalam perencanaannya secara umum untuk fasilitas kesehatan berupa Puskesmas ini belum perlu penambahan, akan tetapi lebih kepada peningkatan fungsi fasilitas kesehatan yang ada, dalam pengertian untuk beberapa kecamatan yang lokasinya jauh dengan ibukota Kabupaten dan luas wilayahnya yang cukup luas, maka perlu peningkatan kelas fasilitas kesehatan dari Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas yang dapat menyediakan ruang rawat inap. Adapun kecamatan yang perlu peningkatan fungsi pelayanan Puskesmasnya, adalah Kecamatan Jerowaru, Keruak, Kecamatan Sambelia, dan Kecamatan Sembalun. Disamping itu Perencanaan terhadap fasilitas ini lebih mengarah pada peningkatan kualitas bangunan dan mutu pelayanan, dengan penambahan tenaga medis pada masing-masing puskesmas.

Puskesmas Pembantu

Untuk Puskesmas Pembantu di Kabupaten Lombok Timur secara keseluruhan sebanyak 78 unit yang tersebar pada masing-masing wilayah Kecamatan. Jika dirata-ratakan maka jumlah Puskesmas Pembantu pada masing-masing kecamatan sebanyak 4 unit, sehingga dalam perencanaannya terdapat beberapa kecamatan nyang perlu penambahan jumlah Puskesmas pembantu.

Pertimbanagan yang mendasari perlunya ada penambahan ini terkait dengan faktor jarak tempuh terhadap terhadap ibukota Kabupaten dan kecamatan lainnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka kecamatan yang perlu mendapatkan tambahan fasilitas kesehatan berupa Puskesmas Pembantu ini adalah Kecamatan Sembalun sebanyak 1 unit, Kecamatan Sambelia sebanyak satu unit dan Kecamatan Keruak sebanyak satu unit. Sehingga dengan adanya penambahan ini diharapkan akan terjadi pemerataan pelayanan kesehatan hingga tingkat pedesaan di wilayah Kabupaten Lombok Timur.

Polindes

Jumlah Polindes di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 78 unit dengan penyebaran pada wilayah kecamatan rata-rata sebanyak 3 unit. Kecamatan yang memeiliki fasilitas kesehatan berupa polindes terbanyak adalah Kecamatan Wanasaba diikuti oleh Kecamatan Aikmel, masing-masing sebanyak 7 dan 8 unit, sedangkan kecamatan yang jumlah Polindesnya paling sedikit adalah Kecamatan Sembalun dan Montong Gading, masing-masing hanya memiliki 1 unit Polindes. Berdasarkan analisa tingkat kebutuhan fasilitas kesehatan berupa Polindes ini, maka tidak perlu ada penambahan, artinya fasilitas yang ada sudah mencukupi untuk melayani kebutuhan kesehatan masyarakat, apalagi pada setiap kecamatan di wilayah Kabupaten Lombok Timur telah terdapat fasilitas kesehatan setingkat Puskesmas pembantu, sehingga fungsi Polindes adalah sebagai pendukung pelayanan kesehatan masyarakat di setiap wilayah.

Toko Obat

Berdasarkan skala pelayanan, maka kecenderungan pergerakan masyarakat terhadap jenis fasilitas ini sebagai berikut: untuk fasilitas Apotik yang ada di Kecamatan Masbagik cenderung melayani masyarakat yang berada di Kecamatan sekitarnya seperti Pringgasela, Sikur, Terara, Montong Gading dan sebagian Kecamatan Sakra.

Untuk Kecamatan Selong, yang berada di Ibukota Kabupaten dan merupakan pusat utama kegiatan kesehatan karena adanya rumah sakit umum, maka secara otomatis skala pelayanannya bersifat regional, Untuk fasilitas toko obat yang berada di Kecamatan Aikmel skala pelayanannya bersifat lokal dan melayani beberapa kecamatan lainnya seperti Kecamatan Pringgabaya, Sambelia dan Sembalun, namun demikian dalam kecenderungan, pergerakan masyarakat berdasarkan fasilitas berupa Apotik ini mengarah ke Kecamatan Masbagik. Berdasarkan kecenderungan yang ada, maka perlu ada penambahan fasilitas kesehatan terutama untuk menciptakan pemerataan pelayanan, kecamatan yang perlu ada fasilitas berupa Apotik adalah:

 Kecamatan Terara, untuk melayani kecamatan sekitarnya,

 Kecamatan Sakra untuk melayani Kecamatan Sakra Barat, Sakra Timur dan Kecamatan Jerowaru serta Keruak

 Sedangkan fasilitas apotik yang ada di Kecamatan Aikmel tidak perlu penambahan, tingkal peningkatan kualitas dan penambahan kelengkapan jenis obat yang dijual, sehingga masyarakat yang ada tidak perlu ke apotik yang ada di Kecamatan Masbagik.

Posyandu

Keberadaan fasilitas kesehatan berupa posyandu di Kabupaten Lombok Timur sangat terkait dengan jumlah bayi yang ada pada masing-masing desa yang ada dalam wilayah kecamatan. Sehingga dalam perkembangannya bergantung pada tingkat kebutuhan masing-masing desa. Jumlah fasilitas kesehatan berupa posyandu di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 961 unit yang tersebar secara merata pada masing-masing wilayah kecamatan. Berdasarkan jumlah tersebut, maka untuk Kabupaten Lombok Timur belum perlu ada penambahan untuk jenis fasilitas ini.

Rumah Sakit Bersalin

Berdasarkan skala pelayanan, idealnya setiap kecamatan minimal memiliki 1 unit Rumah Sakit bersalin untuk melayani kebutuhan masyarakat, sehingga untuk Kabupaten Lombok Timur seharusnya terdapat minimal 15 unit Rumah bersalin, Namun Karena kondisi wilayah dan keberadaan fasilitas kesehatan lainnya yang telah merata, seperti Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang fungsinya juga melayani persalinan, maka kebutuhan terhadap fasilitas kesehatan berupa rumah sakit bersalin tidak perlu ada penambahan, karena fasilitas yang ada cukup mampu melayani kebutuhan persalinan bagi masyarakat Kabupaten Lombok Timur.



Fasilitas Pendidikan

Analisa Penentuan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kabupaten Lombok Timur terkait dengan trend pergerakan penduduk dan tingkat penyebaran fasilitas pendidikan di Kabupaten Lombok Timur.

1. Fasilitas Sekolah Dasar (SD)

Jumlah fasilitas pendidikan setingkat Sekolah Dasar dan sederajat, di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 806 unit, yang terbagi atas Sekolah Dasar inpres dan Sekolah Ibtidaiyah, dengan pola penyebaran yang merata. Berdasarkan standard penentuan kebutuhan fasilitas pendidikan setingkat Sekolah Dasar, maka kebutuhan untuk fasilitas ini di Kabupaten Lombok Timur sudah melebihi kapasitas. Sehingga dalam perencanaannya tidak perlu ada penambahan, karena fasilitas yang ada diasumsikan telah mampu menampung seluruh penduduk usia sekolah dasar yang ada di Kabupaten Lombok Timur, hanya lebih menekankan pada program pengembangan penyuluhan masuk sekolah dan gerakan kejar paket A.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Jumlah fasilitas pendidikan untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama di kabupaten Lombok Timur sebanyak 29 unit, dengan penyebaran rata-rata pada masing-masing kecamatan sebanyak 1 unit, walaupun dalam kenyataannya, ada beberapa kecamatan yang jumlah pendidikan untuk setingkat ini cukup banyak seperti di Kecamatan Selong sebanyak 6 unit. Berdasarkan skala pelayanannya, maka fasilitas pendidikan untuk tingkat pertama ini, cenderung melayani kebutuhan lokal wilayah kecamatan masing-masing, hal ini terkait dengan penyebaran fasilitas yang merata pada masing-masing wilayah kecamatan, sehingga untuk kecamatan yang ada tidak perlu ada penambahan fasilitas ini. Namun demikian dalam perkembangannya untuk kecamatan yang perlu mendapatkan penambahan untuk fasilitas pendidikan setingkat Sekolah Menengah Pertama adalah Kecamatan Sembalun, karena di Kecamatan ini belum terdapat sekolah setingkat SMP, sehingga bagi penduduk yang akan melanjutkan sekolah lebih banyak keluar wilayah kecamatan seperti ke Kecamatan Pringgabaya atau ke Kecamatan Sambelia. Adapun penambahan fasilitas ini diarahkan ke wilayah Kecamatan Sembalun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap jenis fasilitas ini, dengan pola arahan kebutuhan disesuaikan dengan potensi wilayah, sehingga fasilitas pendidikan setingkat SMA di Kecamatan Sembalun dapat berupa Sekolah kejuruan atau yang sederajat.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA)

Untuk fasilitas pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 14 unit yang tersebar pada beberapa kecamatan lama, yaitu kecamatanp-kecamatan sebelum pemekaran, sehingga untuk kecamatan yang telah dimekarkan belum terdapat fasilitas pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas. Berdasarkan skala pelayanan dan arah pergerakan pendidikan masyarakat Masyarakat di Kabupaten Lombok Timur, dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Untuk Sekolah Menengah Atas yang ada di Kecamatan Masbagik, selain untuk melayani masyarakat yang ada di wilayah kecamatan yang bersangkutan juga untuk melayani penduduk yang ada di kecamatan sekitarnya, seperti Kecamatan Pringgasela, sebagian penduduk kecamatan Sikur, sebagian penduduk Kecamatan Sukamulia dan sebagian penduduk Kecamatan Suralaga.

Untuk Sekolah Menengah Tingkat Atas yang ada di Kecamatan Aikmel selain melayani kebutuhan lokal, juga melayani kebutuhan masyarakat yang ada di Kecamatan sekitarnya seperti Kecamatan Suela, Kecamatan Wanasaba, sebagian penduduk Kecamatan Suralaga, dan sebagian penduduk Kecamatan Sembalun. Untuk fasilitas pendidikan yang ada di Kecamatan Pringgabaya, selain melayani kebutuhan lokal, juga melayani sebagain penduduk yang ada di Kecamatan Sembalun, sebagian penduduk Kecamatan Suela, sebagian penduduk Kecamatan Sambelia.

Untuk fasilitas pendidikan Tingkat Atas yang ada di Kecamatan Keruak selain melayani kebutuhan penduduk lokal juga melayani penduduk yang ada di Kecamatan Jerowaru. Sedangkan untuk fasilitas pendidikan yang ada di Kecamatan Selong skala pelayanannya bersifat regional, sehingga siswanya berasal dari berbagai kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Lombok Timur.

Kecenderungan pola pergerakan pendidikan masyarakat untuk tingkat sekolah atas di Kabupaten Lombok Timur terkait dengan faktor jarak jangkau, sehingga penduduk yang berada di perbatasan kecamatan, karena lokasi bermukimnya dekat dengan SMU yang ada di Kecamatan lain, maka akan cenderung memilih sekolah di Kecamatan lain daripada yang ada diwilayah kecamatannya sendiri, selain itu faktor adanya sekolah favorit mendorong masyarakat untuk menempuh pendidikan yang terkadang berada di Kecamatan lainnya, disamping itu karena memang belum tersedia fasilitas pendidikan setingkat sekolah Menengah Atas di Kecamatan yang bersangkutan, seperti di Kecamatan Sembalun atau di Kecamatan Jerowaru.

Berdasarkan kecenderungan diatas, maka dalam perkembangannya ada beberapa kecamatan yang memerlukan fasilitas pendidikan setingkat sekolah Menengah Atas ini, terutama kecamatan yang berada jauh dari jangkauan pelayanan baik sarana maupun prasarana yang ada, Sehingga kecamatan yang perlu mendapatkan fasilitas pendidikan ini adalah Kecamatan Sembalun sedangkan untuk kecamatan Jerowaru tidak perlu ada penambahan, karena fasilitas pendidikan yang ada di Kecamatan Keruak sudah mampu melayani kedua wilayah kecamatan ini.

Namun demikan penambahan fasilitas pendidikan per wilayah harus mempertimbangkan aspek potensi wilayah, seperti untuk kecamatan Sembalun, karena potensi wilayahnya cendrung ke arah pengembangn pertanian, dan didukung oleh adanya kegiatan agrobisnis, maka fasilitas pendidikan yang dapat dikembangkan pada wilayah tersebut, antara lain sekolah pertanian atau keterampilan pertanian, sehingga akan lebih berdayaguna dan aplikatif sesuai dengan kondisi wilayah. Adanya penambahan fasilitas ini diharapkan akan terjadi pemerataan dan menarik minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan karena kemudahan jangkauan pelayanan.

4. Perguruan Tinggi (PT)

Perguruan tinggi di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 2 unit, yang tersebar di Kecamatan Selong, berupa lembaga pendidikan yang dikelola oleh lembaga keagamaan NWDI dan merupakan perguruan tinggi terbesar di Kabupaten Lombok Timur dan satu unit perguruan tinggi yang ada di Kecamatan Suralaga, yaitu Universitas Gunung Rinjani. Berdasarkan skala pelayanan, maka fasilitas pendidikan setingkat perguruan tinggi di Kabupaten Lombok Timur berskala regional, yang melayani kebutuhan masyarakat Kabupaten Lombok Timur dan sebagian penduduk kabupaten lainnya. Dalam kecenderungannya, maka untuk menempuh pendidikan setingkat perguruan tinggi sebagian masyarakat memilih untuk menempuh pendidikan di luar wilayah Kabupaten, seperti ke Universitas atau perguruan Tinggi yang ada di Ibukota Propinsi atau keluar Pulau, seperti perguruan tinggi yang ada di Pulau Bali atau Jawa.

Berdasarkan kecenderungan ini, maka untuk fasilitas pendidikan berupa perguruan tinggi tidak perlu ada penambahan, akan tetapi lebih kepada peningkatan kualitas dan mutu baik bangunan maupun pola pendidikan sehingga akan menarik minat masyarakat setempat untuk menempuh pendidikan pada perguruan tinggi setempat.

5. Pendidikan Yang Diselenggarakan Oleh Lembaga keagamaan

Untuk jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga keagamaan di Kabupatenm Lombok Timur cukup banyak, mulai dari tingkat sekolah dasar/Diniyah hingga sekolah menengah Atas/Aliyah bahkan hingga perguruan Tinggi. Jumlah fasilitas pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga keagamaan secara keseluruhan sebanyak 290 unit yang tersebar secara merata dibeberapa wilayah kecamatan. Keberadaan fasilitas pendidikan memberikan alternatif bagi masyarakat untuk menentukan sendiri jenis pendidikan yang akan ditempuh, apakah akan melanjutkan ke sekolah umum atau ke sekolah pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga keagamaan, sehingga dalam perkembangannya keberadaan fasilitas pendidikan ini cukup membantu dalam menampung penduduk untuk menempuh pendidikan lebih lanjut.



Fasilitas Peribadatan

Fasilitas peribadatan di Kabupaten Lombok Timur yang paling dominan adalah jenis fasilitas peribadatan yang diperuntukkan bagi umat Islam, hal ini terkait dengan jumlah penduduk Kabupaten Lombok Timur yang sebagian besar adalah pemeluk agama islam. Kondisi ini berpengaruh terhadap perkembangan fasilitas peribadatan.

1. Masjid Dan Musholla

Jumlah fasilitas peribadatan berupa masjid di Kabupaten Lombok Timur perkembangannya cukup signifikan, dan kemungkinannya akan terus bertambah, hal ini terkait dengan fanatisme beragama masyarakat Kabupaten Lombok Timur yang masih tinggi. Dalam perencanaannya sebenarnya kebutuhan fasilitas peribadatan berupa masjid ini sudah tidak memerlukan penambahan, karena fasilitas yang ada sudah mencukupi baik dari segi jumlah, kualitas bangunan maupun daya tampung bangunan.

Demikian pula untuk fasilitas peribadatan berupa Musholla, sehingga jika disesuaikan dengan standard penentuan kebutuhan fasilitas peribadatan berupa Musholla, maka untuk kecamatan-kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Lombok Timur tidak perlu ada penambahan, karena fasilitas yang ada telah mencukupi kebutuhan masyarakat setempat.

2. Fasilitas Peribadatan Lainnya

Pemeluk agama selain agama islam di Kabupaten Lombok Timur antara lain agama Kristen, Katolik dan agama Hindu dengan jumlah pemeluk sebanyak 697 jiwa yang terbagi atas pemeluk agama kristen sebanyak 222 jiwa, Katolik sebanyak 142 jiwa dan pemeluk agama Hindu sebanyak 333 jiwa. Hingga saat ini di Kabupaten Lombok Timur untuk fasilitas peribadatan berupa Gereja dan Pura masing-masing sebanyak 2 unit yang terdistribusi di Kecamatan Selong dan Kecamatan Sambelia. Berdasarkan standard kebutuhan fasilitas, maka fasilitas yang ada telah mencukupi bahkan melebihi kebutuhan, sehingga tidak perlu ada penambahan untuk jenis fasilitas peribadatan ini.



C. Kebutuhan Utilitas KSK

Kebutuhan utilitas untuk mendukung KSK melihat dari pola rencana dalam RTRW Kabupaten Lombok Timur sudah cukup memadai.

Ketersediaan utilitas merupakan faktor yang dapat menunjang pembangunan dan salah satu elemen penarik investasi disuatu wilayah. Semakin lengkap sarana yang berada di suatu wilayah dan ditunjang oleh adanya potensi sumber daya alam memungkinkan kesempatan untuk berinvestasi lebih luas. Kondisi tersebut berlaku bagi wilayah yang kurang berkembang maupun yang terbelakang. Berdasarkan aspek ini, maka rencana pengembangan utilitas di Kabupaten Lombok Timur adalah sebagai berikut:

1. Sistem Air Baku

Sistem air baku di Kabupaten Lombok Timur meliputi air permukaan, air tanah dangkal, dan air tanah dalam. Sistem pemanfaatannya telah diatur melalui penggunaan sebagai berikut :

Air Permukaan

Jenis air tersebut baik digunakan sebagai keperluan irigasi, air bersih, maupun penggunaan lainya. Mengingat keterbatasan SDA dan keterbatasan tingkat pelayanan air tersebut, maka diperlukan pelestarian terhadap sumber air dan pembatasan penggunaan sepanjang alirannya, dengan sistem konservasi dan membatasi fungsinya sebagai saluran buangan yang dapat menimbulkan pencemaran.

Air Tanah Dangkal

Penggunaan air tanah dangkal hanya terbatas sebagai sumur pribadi dan belum digunakan secara umum pada wilayah Kabupaten Lombok Timur, terutama karena kondisi topografi yang variatif

Air Tanah Dalam

Air tanah dalam merupakan sumber air yang cukup besar volumenya, namun lokasinya berada di dalam tanah, sumber air ini sebaiknya tidak digunakan sebagai pemanfaatan keperluan sehari-hari bahkan disarankan untuk tidak dilakukan penggalian atau pemompaan. Pengawasan sumber air tanah tersebut dilakukan dengan pengawasan langsung dari pemerintah melalui PDAM sebagai pengelola air tersebut, terutama adanya mata air yang digunakan sebagai sumber air bersih.

Berdasarkan klasifikasi sistem air baku tersebut, maka pemanfaatannya diarahkan sebagai berikut :

- Pemanfaatan yang maksimal dari sejumlah mata air yang ada untuk pemenuhan kebutuhan air baku

- Distribusi air baku bagi daerah-daerah yang minus air, terutama disekitar daerah selatan, seperti Kecamatan Keruak, Jerowaru, Sakra Timur dan sekitar Labuhan Haji

- Penataan sistem perpipaan, pada daerah yang sumber air bakunya berasal dari mata air, sehingga diperoleh sistem distribusi yang merata baik untuk wilayah itu sendiri maupun untuk wilayah sekitarnya.

- Untuk daerah yang rawan (wilayah kering) terhadap penyediaan air bersih, maka dikembangkan pembuatan saluran resapan air pada setiap rumah dengan menggunakan sistem sederhana yang dapat dilihat pada gambar berikut.



2. Sistem Air Bersih

Ketersediaan mata air dan sungai yang tersebar di hampir semua wilayah kecamatan memepengaruhi pola penyediaan dan pengelolaan sarana air bersih di Kabupaten Lombok Timur. Penyediaan air bersih di Kabupaten Lombok Timur secara umum disebagian besar wilayah kecamatan berasal dari sumber mata air yang terdapat pada wilayah masing-masing, kecuali untuk beberapa kecamatan sebagian kebutuhan air bersihnya berasal dari kecamatan lain, seperti untuk kebutuhan air bersih bagi sebagian Kecamatan Selong, dan Labuhan Haji berasal dari mata air yang berada di Kecamatan Masbagik. Karena ketersediaan mata air yang cukup banyak, maka dalam sistem pengelolaannya sebagian besar wilayah kecamatan masih menggunakan sistem pengelolaan swadaya dengan bekerjasama pemerintah atau bantuan dari pihak lain, disamping sebagian penduduk menggunakan sumber air yang berasal dari sumur atau sumber lainnya. Berdasarkan kondisi ini, maka penggunaan air yang dikelola oleh PDAM prosentasenya masih kecil. Suplai air untuk PDAM lebih diarahkan untuk melayani wilayah yang jumlah penduduknya besar dan tingkat aktivitas kegiatannya cukup tinggi, seperti di Kecamatan Selong, sebagian Kecamatan Labuhan Haji, sebagian Kecamatan Masbagik, Sikur dan Kecamatan Terara, disamping itu fasilitas PDAM digunakan pula sebagai distributor kebutuhan air bagi kecamatan Keruak dan sebagian Kecamatan Jerowaru.

Sebagai pedoman standart dalam mengetahui kebutuhan air bersih/air minum adalah sebagai berikut :

 Rumah tangga di kawasan perdesaan : 60 liter/orang/hari

 Rumah tangga di kawasan perkotaan : 120 liter/orang/hari

 Fasilitas sosial/perkantoran : 1/6 kebutuhan rumah tangga

 Komersial : 1/6 kebutuhan rumah tangga

 Cadangan kebocoran : 20% kebutuhan total

 Pemadam kebakaran : 20% kebutuhan total



3. Jaringan Listrik

Sistem jaringan listrik yang ada di Kabupaten Lombok Timur disuplai dari Kabupaten Lombok Barat dengan menggunakan sumber tenaga diesel serta ditunjang oleh suplai listrik yang disediakan oleh koperasi/swasta yang ada di Kecamatan Sukamulia. Mengingat keterbatasan pelayanan listrik dewasa ini, maka pengembangannya diupayakan untuk mencari sumber-sumber energi baru yang banyak tersedia disekitar wilayah Kabupaten Lombok Timur. Salah satu sumber energi listrik yang banyak tersedia di Kabupaten Lombok Timur adalah Energi Geotermal dengan memanfaatkan tenaga panas bumi yang berasal dari Gunung Rinjani,dengan sistem tenaga ini, maka untuk wilayah Lombok Timur bagian utara seperti Kecamatan Sembalun, Sambelia, Suela Pringgabaya dan sekitarnya sumber energinya dapat diambilkan dari sistem tenaga ini. Sedangkan sistem tenaga lainnya yang dapat dikembangkan adalah listrik bertenaga surya (Solar Cell), yang banyak tersedia diwilayah Kabupaten Lombok Timur, sistem tenaga ini, dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi wilayah Kecamatan jerowaru, Keruak, Sakra Barat, Sakra Timur, Kecamatan Sambelia dan sekitarnya. Pengembangan sumber energi baru ini diharap akan menunjang kegiatan Ipoleksosbud dan pengembangan wilayah lebih lanjut. Dengan memperhatikan perkembangan dan persebaran permukiman pada kawasan produksi serta memperhatikan kondisi geografis wilayah dan teknologi dan SDM yang ada. Selain itu untuk pemenuhan kebutuhan listrik skala lokal/rumah tangga, maka sistem energi lain yang dapat dikembangkan adalah dengan memanfaatkan energi biogas yang berasal dari sampah dan sisa kotoran hewan ternak yang banyak terdapat di wilayah Kabupaten Lombok Timur. Pemanfaatan sistem energi baru ini juga sebagai salah satu bentuk untuk merespon pemenuhan kebutuhan kelistrikan hingga tingkat pedesaan terutama untuk daerah-daerah yang berada di sekitar Kecamatan Jerowaru yang hingga saat ini sebagian wilayahnya belum mendapatkan penerangan dan sebagai tenaga alternatif bila terjadi adanya pemutusan listrik yang sering terjadi di Kabupaten Lombik Timur. Adapun kebutuhan pengembangan pelayanan kebutuhan listrik dapat menggunakan standar sebagai berikut :

 Perumahan kapling besar : 1300 watt/unit rumah

 Perumahan kapling sedang : 900 watt/unit rumah

 Perumahan kapling kecil : 450 watt/unit rumah

 Fasilitas komersial : 60 watt/unit rumah

 Penerangan jalan : 100 watt/unit rumah

Namun demikian dalam pengembangan sistem kelistrikan harus tetap memperhatikan aspek-aspek keterjangkauan pelayanan hingga ke daerah-daerah minus listrik, nilai ekonomis dan aspek kontinuitas dalam pelayanannya, untuk pelayanan listrik bagi kegiatan industri berskala menengah supaya disediakan gardu pelayanan sendiri sehingga tidak mengganggu suplai listrik untuk jenis kegiatan lainnya. Lebih jelas mengenai sistem pengembangan air bersih dapat dilihat pada diagram 4.2. berikut



4. Jaringan Telepon

Sistem saluran informasi ini dirasakan masih sangat kurang di Kabupaten Lombok Timur, dengan terdistribusi masih terbatas hanya di sekitar wilayah Kota Kecamatan dan sekitarnya. Melihat perkembangan wlayah Kabupaten Lombok Timur dengan melihat perencanaan masa mendatang serta mengingat penyediaan telepon lebih berorientasi pada permintaan maka diperkirakan pelayanan telepon lebih berorientasi pada permintaan maka diperkirakan pelayanan yang ada khususnya ditujukan pada perumahan tipe sedang besar dan bangunan pelayanan umum seperti fasilitas perdagangan/jasa, rekreasi dan telepon umum. Khusus bagi penyediaan telepon umum perlu ditingkatkan sesuai dengan lokasi penempatan dan radius jangkauan pelayanan, terutama terhadap pusat kegiatan perekonomian, sosial dan pemerintahan.

Guna memprediksi tingkat penggunaan sambungan telepon, maka digunakan pendekatan standart PT. Telkom :

 Standart perhitungan jumlah satuan sambungan telepon berdasarkan klasifikasi bangunan dan faktor penetrasi.

 1 titik distribusi (DP) melayani 10-20 Line Unit (LU)/satuan sambungan telepon (SST)

 1 rumah kabel (RK) melayani 200 - 1.200 DP

 1 sentra telepon otomatis (STO) melayani 1000-350.000 SS

Mengingat kondisi saat ini konsentrasi pelayanan masih memenuhi kebutuhan hingga tingkat IKK, maka perencanaan kedepannya diarahkan agar mampu melayani kebutuhan hingga daerah pedesaan, terutama bagi kecamatan yang memiliki potensi untuk berkembang, misalnya untuk kegiatan wisata beserta sektor ikutannya sehingga pendistribusian lebih merata dan memperlancar akses informasi keluar dan masuk desa.

Berdasarkan tinjauan potensi wilayah ini, maka wilayah kecamatan yang perlu mendapatkan tambahan jaringan telepon adalah sebagian Kecamatan Aikmel, sebagian Kecamatan Masbagik, sebagian Kecamatan Sikur, Terara, sebagian kecamatan sakra dan kecamatan sekitarnya, Kecamatan Pringgabaya dan sebagian Kecamatan Sambelia.



5. Persampahan

Kondisi persampahan di Kabupaten Lombok Timur adalah sebagai berikut. Sumber sampah selain berasal dari sampah rumah tangga juga berasal dari fasilitas perekonomian, berupa pasar, terutama untuk pasar yang skala pelayanannya cukup luas, biasanya berada di Ibukota kecamatan. Sistem pembuangan sampah untuk rumah tangga, karena volumenya masih kecil, maka oleh masyarakat lebih banyak dibakar atau dipendam, sedangkan untuk sampah yang berasal dari pasar biasanya dikumpulkan dan dibuang ketempat pembuangan akhir sampah yang berada di Desa Ijo Balit Kecamatan Labuhan Haji. Sehingga jika dilihat berdasarkan skala pelayanan, maka TPA Ijo Balit mempunyai skala pelayanan regional.

Berdasarkan pola penanganan sampah yang dilakukan oleh masyarakat dengan sistem timbun atau bakar, maka secara tidak langsung dapat mengurangi volume sampah, sehingga untuk penyediaan TPA di Kabupaten Lombok Timur, maka untuk fasilitas TPA tidak perlu ada penambahan, karena fasilitas yang ada sudah mencukupi, yang perlu dilakukan lebih kepada pemanfaatan yang optimal dari fasilitas yang ada, disamping itu karena faktor jarak antar kecamatan yang cukup jauh, maka untuk beberapa kecamatan perlu disediakan TPS yang difungsikan untuk menampung sampah pasar sebelum diangkut ke TPA. Berdasarkan kondisi diatas, maka lokasi TPS dibuat berdasarkan kedekatan lokasi wilayah kecamatan, sehingga untuk wilayah Kabupaten Lombok Timur TPS Lokasi TPS ditempatkan pada :

 SSWP Utara, TPS disediakan di Kecamatan Aikmel terutama untuk menampung sampah yang berasal dari Kecamatan Pringgabaya dan sampah dari pasar Aikmel sendiri.

 SSWP Barat : Lokasi TPS berada di Kecamatan Sikur, terutama untuk menampung sampah yang berasal dari Kecamatan Terara dan sekitarnya.

 SSWP Tengah: Lokasi TPS berada di Kecamatan Masbagik dan sekitarnya belum perlu ada TPS karena kemudahan akses dan pengangkutan ke lokasi TPA lebih lancar dibandingkan dengan kecamatan lainnya.

 SSWP Selatan: Lokasi TPS berada di Kecamatan Keruak untuk menampung sampah yang berasal dari kecamatan Jerowaru, karena volume sampah disekitar wilayah ini diasumsikan kecil, maka daya tampung sampah untuk TPS yang ada di wilayah ini, lebih kecil dari lokasi TPS yang ada di Kecamatan lainnya.



6. Jaringan Irigasi

Jaringan irigasi untuk Kabupaten Lombok Timur mempunyai peran yang sangat penting, hal ini terkait dengan potensi wilayah, terutama di bidang pertanian yang tersebar pada hampir seluruh wilayah. Sementara karakteristik masing-masing wilayah berbeda-beda, terutama dalam hal ketersediaan pengairan, dimana terdapat beberapa kecamatan yang suplai airnya untuk kegiatan pertanian cukup banyak, sehingga dapat melakukan kegiatan pertanian sepanjang tahun dengan jenis tanaman yang dikembangkan lebih beragam sementara terdapat pula beberapa kecamatan yang minus sumber air untuk pertanian, sehingga dalam kegiatan pertanian waktunya terbatas demikian pula untuk jenis tanaman yang dikembangkan terbatas pula. Wilayah kecamatan yang tingkat ketersediaan airnya cukup banyak, berada di wilayah utara Kabupaten antara lain Kecamatan Masbagik, Pringgasela, Aikmel, Suela, Sikur, Terara dan Kecamatan Montong Gading. Sedangkan wilayah kecamatan yang kurang memiliki sumber air untuk pemenuhan irigasi antara lain Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Keruak dan Jerowaru, Sakra Barat, Sakra Timur dan Kecamatan Sambelia disebelah Timur wilayah Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan perbedaan potensi sumber air untuk pertanian ini, maka berpengaruh pula terhadap pola irigasi yang dikembangkan, dimana untuk kecamatan yang surplus air menggunakan sistem irigasi teknis hingga irigasi semi teknis, sedangkan untuk kecamatan yang berada pada wilayah yang minus air, sistem irigasi yang dikembangkan merupakan gabungan antara irigasi semi teknis dan irigasi sederhana.

Dalam penyaluran jaringan irigasi tersebut masih banyak terbagi melalui pintu-pintu air yang terdapat pada wilayah pengembangan. Dengan mengacu pada kondisi topografi, tata guna lahan serta sistem jaringan air, maka dalam upaya membagi kebutuhan air irigasi dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu :

 Wilayah atas (Up Land)

Wilayah dengan ketinggian antara 400 – 3265 meter, maka penanganan tehadap daerah ini dapat dilakukan melalui:

- Pengembangan/pembuatan embung dan waduk

- Efisiensi pemakaian air irigasi dengan cara pembinaan dan merubah saluran terbuka menjadi saluran tertutup

- Secara bertahap merubah tanaman pangan dengan tanaman perkebunan/sayuran

 Wilayah tengah (Midle Land)

Wilayah ini memiliki ketinggian tanah antara 100 – 400 meter, maka diperlukan

- Pengembangan waduk atau embung

- Pengembangan dam untuk saluran penghubung antar DAS (inter conection)

- Rehabilitasi jaringan irigasi

- Pembuatan sumur pompa

- Pemeliharaan sumber air

 Wilayah bawah (Low Land)

Wilayah ini memiliki ketinggian antara 54 – 100 meter, maka kegiatan yang dapat dilakukan adalah :

- Jaringan yang sudah ada siap untuk dialiri, jika volume waduk/embung yang ada diatas mencukupi sebab diketahui bahwa pada musim kemarau saluran irigasi di bagian bawah kekurangan air

Berdasarkan kondisi tersebut, maka penanganan irigasi di Kabupaten Lombok Timur menjadi sangat penting terutama untuk mengoptimalkan hasil pertanian pada setiap wilayah kecamatan. Sehingga dalam upaya pemerataan sistem pengairan, lebih ditekankan pada pendistribusian air ke wilayah yang kurang sumber pengairannya, terutama untuk kecamatan yang berada di utara suplai air irigasinya sebagian diarahkan ke Kecamatan yang berada di wilayah selatan seperti Kecamatan Labuhan Haji, Keruak dan Jerowaru, disamping itu tahapan lainnya adalah peningkatan kelas irigasi, dari irigasi sederhana yang ada saat ini menjadi irigasi semi teknis atau irigasi teknis. Disamping pengembangan dan pelestarian sumber air yang digunakan sebagai pengairan irigasi perlu juga dikembangkan sumur bor/sumur pompa pada wilayah yang kekurangan air irigasi sebagai upaya dalam mengatasi pergantian musim, terutama musim kemarau pada wilayah dengan ketinggian 100 meter dpl selalu mengalami kekeringan

Dalam upaya untuk memanfaatkan sumber daya air secara optimal, terutama untuk kegiatan irigasi dan aktivitas lainnya, maka untuk beberap sumber air yang memiliki debit air berlebih, maka dalam pengembangannnya diarahkan untuk mengisi waduk/dam. Dimana untuk beberapa wilayah Kecamatan di Kabupaten Lombok Timur cukup potensial untuk dilaksanakan. Pertimbangan yang mendasari pembuatan waduk atau Dam disekitar sumber air ini adalah:

1. Bahwa beberapa sumber mata air yang ada sebagian debit airnya belum dimanfaatkan dengan optimal

2. Bahwa perbandingan antara volume air terpakai untuk irigasi dengan air yang belum terpakai cukup besar sehingga cukup potensial untuk dimanfaatkan

3. Mengarahkan penggunakan air secara optimal dan mencegah terjadinya kebocoran penggunaan air.

4. Sebagai sumber air cadangan terutama pada musim kemarau, sehingga masalah kekurangan air dapat teratasi

5. Agar dapat didistribusikan bagi wilayah kecamatan yang kekurangan air

6. Pada tahap selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan wisata

Berdasarkan beberapa pertimbangan diatas, maka wilayah Kecamatan yang potensial untuk pengembangan waduk/Dam ini adalah sekitar Kecamatan Montong Gading, Kecamatan Aikmel dan Kecamatan Suela, serta pemanfaatan air terjun Aik Temer yang ada di wilayah Kecamatan Sikur, hal ini terkait sumber mata air yang banyak terdapat diwilayah ini. Adapun sistem yang dapat dikembangkan adalah dengan membuat waduk/Dam dengan pola bertingkat, dimana untuk tingkat pertama digunakan untuk menampung air yang berasal dari sumber, pada tahap kedua terdapat waduk lagi yang berfungsi sebagai penampung limpahan air yang berasal dari waduk pertama. Pengembangan pola irigasi seperti ini diharapkan dapat mengatasi masalah kekurangan air bagi wilayah-wilayah bawahannya, terutama untuk kecamatan-kecamatan yang berada pada bagian selatan Kabupaten Lombok Timur.

Pada tahap berikutnya, dengan pengembangan irigasi sistem waduk/Dam ini, dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata buatan yang dapat menunjang kegiatan wisata yang sudah ada, misalnya pemgembangan waduk/Dam disekitar Kecamatan Montong Gading akan mendukung kegiatan wisata Otak Koko’ Gading yang telah berkembang lebih dahulu.