Rabu, 15 Januari 2014

Kebutuhan Monorail (4)



I.           Kebutuhan Angkutan Masal Kota Metropolitan
Kota-kota metropolitan di Indonesia umumnya merupakan pengabung kota-kota utama dengan kota satelitnya sehingga menimbulkan pergerakan kendaraan baik orang maupun barang yang cukup komplek. Pola pergerakan orang dan barang di kota metropolitan adalah :
-          Koleksi dan distribusi dari luar kawasan Metropolitan : perjalanan dar dan ke bandara, pelabuhan, terminal ke dan dari kota-kota  sub-sub kawasan yang menjadi tujuan.
-          Perjalanan komuter antara kota satelit dan kota utama
-          Perjalanan antar kota satelit
-          Perjalanan antar sub kawasan (pusat jasa/CBD, pusat pemukiman) kota utama
-          Perjalanan antar sub kawasan (pusat jasa/CBD, pusat pemukiman, pusat industri) kota satelit
Untuk melayani pergerakan yang dibutuhkan, talah dilakukan usaha-usaha untuk mengatasinya antara lain :
1.       Akses ke simpul-simpul trenasportasi seperti bandara, pelabuhan, terminal, stasiun diutamakan dilayani oleh : Bus Rapid Transit atau BRT/Busway (akses tol) serta rencana membangun MRT berbasis rel, monorel antar sub kawasan.
2.       Perjalanan komuter antara kota utama dan kota satelit diutamakan dilayani oleh : komuter line berbasis rel dan BRT (Busway)
3.       Perjalanan antar kota satelit diutamakan dilayani oleh :  jalan tol Outer Ring Road dengan BRT dan jalur rel dengan MRT
4.       Perjalanan antar sub kawasan kota utama diutamakan dilayani oleh monorail dan shuttle bus
5.       Perjalanan antar sub kawasan kota satelit diutamakan dilayani oleh : monorail dan shuttlebus
Tabel Layanan  Angkutan Umum
No
Layanan Transportasi
Tujuan Perjalanan
1
2
3
4
5
1
Taksi
V
V
V
V
V
2
Bus
V
V
V
V
V
3
BRT, Shuttle Bus, Bus Khusus
V


V
V
.4
KA (Commuter Line)
V
V
V


5
MRT berbasis rel
V
V
V


6.
Monorail
V


V
V
Sumber : Hasil Analisis
Untuk MRT dan Monorail saat ini sedang pada tahap pengembangan, sehingga layanan yang saat ini ada adalah baru : Taksi, Bus biasa, Bus khusus (Busway, shutle bus, Bus akses Bandara), KA (Commuterline) untuk Jabodetabek. Sedangkan untuk kota-kota lainnya, saat ini baru tahap pengembangan BRT (atau busway) yang tujuannya mengkonsolidasi angkutan darat untuk lebih efisien dan terjadwal.
Perkembangan pembangunan angkutan umum masal di kota-kota Metropolitan di Indonesia dapat diringkasi sebagaimana pada tabel berikut.




Tabel. Perkembangan Layanan Angkutan Umum
No.
Kota Metropolitan
Taxi
Bus
Bus Khusus, BRT, Shutte
KA
MRT
Monorail
1
Mebidang
V
V
V
V

??
2
Jabodetabek
V
V
V
V
O
O
3
Bandung Raya
V
V



O
4
Kertamantul
V
V
V
V


5
Kedungsepur
V
V
V
V

??
6
Grebangkertosusila
V
V
V
V

O
7
Sarbagita
V
V



O
8
Maminasata
V
V
V


O








Sumber : Hasil Analisis
Dari data diatas terlihat hampir semua kota metropolitan sudah mengembangkan BRT, hanya ada beberapa kota yang terhambat karena berbagai permasalahan seperti di Bandung (konflik dengan angkutan kota) atau di Bali yang peminatnya masih minim. 
Untuk MRT, baru Jakarta yang akan mengembangkan untuk jalur Lebak Bulus – Dukuh Atas yang pengerjaannya sudah dimulai sejak tahun 2013.
Untuk Monorail, hampir semua Kota Metropolitan akan mengembangkan monorail, umumnya masih pada tahap Feseability Study (Bandung, Surabaya, Makasar), atau masih pada tahap perencanaan makro (sarbagita). Di Jakarta sudah mulai dibangun sejak lama tetapi terbengkalai akibat krisis, dimana  saat ini akan dilanjutkan lagi.

II.         Kebutuhan Monorail di Kota-kota Metropolitan
Melihat banyak dari kota-kota metropolitan yang akan mengembangkan monorail, maka kebutuhan akan sarana (rolling stock) monorail perlu diperkirakan untuk dapat direncanakan baik penganggarannya maupun pengadaannya. Perkiraan kasar mengenai kebutuhan monorail Kota-kota Metropolitan yang telah dibahas dilakukan dengan mengacu kebutuhan kota-kota metropolitan yang sudah memperhitungkan kebutuhannya (Surabaya) sebagai benchmark. Hasil perkiraan kebutuhan ini hanya digunakan sebagai pertimbangan memberikan rekomendasi kepada Kementerian BUMN dalam rangka mengembangkan industri Monorail dalam negeri di PT, INKA dan PT. LEN serta perusahaan-perusahaan dalam negeri lainnya.
Tabel. Perkiraan Kebutuhan Monorai di Kota Metropolitan
No.
Kota
Penduduk
Luas
Perkiraan Panjang Lintasan
Perkiraan Kebutuhan Headaway
Perkiraan Jumlah Unit (Modul)
1.
Mebidang
5.189.241
2.719
23
10
23
2.
Jabodetabek
27.936.112
7.506,92
63
10
123
3.
Bandung Raya
7.624.877
3.271
28
10
33
4.
Kertamantul
2.393.240
1.114
9
10
11
5.
Kedungsepur
5.921.631
14.249
120
10
26
6.
Grebang-kertosusila
9.115.485
5.926
50
10
40
7.
Sarbagita
2.219.656
1.752
15
10
10
8
Maminasata
2.580.209
4.245
36
10
11

Jumlah
62.980.451
40.782


276
Hasil: Hasil Analisis Bencmarking dengan Surabaya
Dari hasil perhitungan diatas terlihat adanya kebutuhan monorail 276 unit untuk kota-kota metropolitan di Inddonesia, dimana jumlah ini akan terus bertambah seiring banyaknya kota-kota lain yang juga akan mengembangkan monorail diluar 8 kota metropolitan tersebut.