Kamis, 21 Juli 2011

PERJALANAN KE KEPULAUAN ANAMBAS

Kabupaten Anambas merupakan kabupaten baru (2008) pecahan kabupaten Natuna yang terletak di Kawasan Laut Cina Selatan. Wilayah yang kaya akan gas bumi ini setiap tahunnya menerima dana bagi hasil dari gas sebesar 1,2 Trilyun rupiah. Dengan penduduk sekitar 45 ribu jiwa, maka kabupaten ini dapat dikatakan sebagai kabupaten yang kaya. Walaupun demikian, saat ini masyarakatnya masih tertinggal dibandingkan wilayah lainnya di Indonesia, dimana hal ini tergambar dari nilai RLS (rata-rata lama sekolah) yang hanya sekitar 5,6 tahun, nilai angka harapan hidup rendah serta masih cukup banyak pengangguran. Di Anambas terdapat 4 perusahaan multi nasional yang bergerak dibidang Migas. Bandara di kabupaten inipun masih merupakan milik swasta (Conoco Philip) yang terletak di Pulau Matak. Ibukota kabupaten ini adalah Tarempa, yang terletak di Pulau Siantan. Untuk mencapai Tarempa, dapat melalui pesawat udara dari Batam atau Tanjung Pinang ke Matak, dan dari Matak disambung menggunakan speedboat. Tarempa dapat pula dicapai melalui laut menggunakan kapal Pelni (Bukit Raya). Posisinya yang strategis di Laut Cina Selatan, Anambas dilewati oleh Pipa gas ke Singapura serta kabel serat optik bawah laut dari Kalimantan ke Malaysia. Potensi energi yang besar serta pelung untuk memperoleh akses ke jaringan informasi global menyebabkan Kabupaten ini memiliki peluang besar untuk berkembang, apalagi dengan potensi wisata bahari dan sumberdaya kelautannya yang besar. Keindahan taman laut di Anambas sangat menonjol di kawasan ini. Permasalahan utama kawasan ini adalah lemahnya infrastruktur, khususnya transportasi untuk mencapai wilayah-wilayah yang potensial, namun dengan anggaran pembangunan yang cukup besar, diharapkan dalam waktu singkat kabupaten kepulauan ini akan menjadi kabupaten yang sangat diperhitungkan di Kawasan Laut Cina Selatan .........  


HASIL MENGIKUTI SIDANG DPRD DALAM PEMBAHASAN RPJMD


KAMIS, 9 JUNI 2011 (PAGI)
Sidang memiliki 2 agenda yaitu pembahasan SOTK dan RPJMD
Dalam pembahasan SOTK, permasalahan yang dibahas adalah :

- Penggabungan Dinas Kominfo tidak jadi dilaksanakan, tetapi harus ada dasar kajiannya
- Masalah persampahan apakah di LH atau di DU, ditetapkan bahwa di kedua instansi tersebut memang ada tetapi dengan fungsi berbeda. Kalau sampah hanya ada di LH, maka retribusi sampah tidak bisa dilaksanakan, karena yang bisa menarik retribusi hanya Dinas.

Dalam pembahasan RPJMD, permasalahan yang dihadapi :
- Permasalahan terkait dengan belum disahkannya RTRW Kabupaten
- RTRW Kabupaten bermasalah karena datanya (spatial) ditolah oleh Bakosurtanal karena tdal menggunakan peta yang standar
- Oleh sebab itu pengesahan RPJMD agak tertunda waktunya

HASIL PERTEMUAN DENGAN BUPATI DAN SKPD

KAMIS, 9 JUNI 2011 (SIANG)
1. Pembukaan oleh Bupati
2. Perkenalan Tim oleh Pak Rofiq
3. Wakil Ketua II DPRD Anambas
- Kaya akan sumberdaya gas
- Hasil eksplorasi zona-zona baru belum terexploitasi
- Adanya rencana pusat untuk pengembangan Kawasan Perbatasan
- MOU Bupati dengan PLN untuk meningkatkan skill teknis dan manajemen
- Rencana pemanfaatan kelebihan aliran gas untuk pengembangan PLTG di Anambas
- Berdasarkan Dinas ESDM, Gas yang dikirim ke Singapura masih berlebih dan Conoco mau memberikan kelebihan gas secara B to B ke usaha pembangkit PLTG
- BPPT diminta untuk mengkaji kelayakan pengembangan PLTG (30 MW)

4. Bupati
- Anambas sudah mulai dilirik investor : Maldive, Malaysia, Singapura
- Pertambangan : 4 perusahaan multinasional
- 90 % sumur migas Kepri ada di Anambas
- Porsi pembagian hasil gas yang sdh dieksploitasi saat ini adalah 65 % Natuna dan 35 % Anambas, untuk sumur baru, harus dihitung ulang.
- Visi Kabupaten Anambas : Maju, berpendidikan, sejahtera, mandiri, tetap berbudaya Melayu, imtaq
- Motto : Kayuh serentak, langkah sepijak
- Semboyan : Gerbang perak menuju emas
- Pembangunan diawali dengan membenahi infrastruktur
- Maraknya illegal fishing pada saat musim ombak dimana banyak nelayan Anambas tidak melaut
- Dirancang pada saat ombak besar ada blockgrand untuk pekerjaan di tingkat desa (misalnya infrastruktur desa) yang dirancang dan dikerjakan sendiri oleh masyarakat.
- Dari hasil pelaksanaan blockgrand, program ini sangat membantu masyarakat, hasilnya (kualitasnya) juga bagus, dengan produktivitas yang lebih tinggi. Saat ini sudah masuk tahun ke 3 dimana masing-masing desa mendapat anggaran 200 juta
- DKP sudah menyebar rumpon dari besi-besi tua untuk memancing ikan bagi nelayan
- Fokus pembangunan Anambas dalam jangka pendek adalah menata infrastruktur dan pembangunan sarana prasarana perkantoran
- Lokasi kantor yang layak dimana ? Akan dikaji BPPT. Akan dikembangkan kawasan perkantoran terpadu. Sebagai kabupaten kepulauan, lokasi yang tepat kawasan perkantorannya adalah di pantai karena akses masyarakat melalui laut.
- Bagaimana konsep kelautannya ? Bagaimana menata laut ?
- Dinas ESDM telah memetakan lokasi tambang di darat, yang dilaut belum
- Lokasi pabrik/ industri pengolahan belum ditetapkan
- Conoco akan mengembangkan mess di Jemaja
- Sudah ada MOU dengan Bakosurtanal mengenai pemetaan batas wilayah

5. Iwan (Dinas PU)
- Visi Dinas PU : mewujudkan infrastruktur yang handal untuk kemakmuran masyarakat
- Waterfront saat ini sedang disusun DED. Apakah akan dilanjutkan atau menunggu hasil kajian BPPT ?
- Kriteria TR Perkantoran ada standar penilaiannya
- Alur perencanaan : Kajian -> Tata Ruang, RTBL, DED

6. Wakil Ketua II DPRD
- Waterfront : pengaturan : sampah dan pengelolaan air

7. Bupati
- UU 38/2008 ibukota Anambas : Tarempa (desa Tarempa Barat dan Kelurahan Tarempa)
- Pengembangan Waterfront akan dibenahi secara bertahap, mulai dari pelabuhan kearah timur (jembatan/jalan yang telah dibangun pemda)
- Dari pelabuhan ke kantor bupati harus kosong
- Dari pelabuhan kearah barat sudah padat penduduk
- Areal pelabuhan harus diamankan, sehingga tidak terkepung perumahan. Bangunan yang menjorok ke laut akan dibatasi.
- Masukan dari masyarakat harus selektif
- RPJPD : mengacu pada RPJP Nasional, Provinsi dan wilayah sekitar
- Visi Bupati : Menjadikan Anambas sebagai Kota Pelabuhan terbesar di Kawasan Laut Cina Selatan, dan pusat pariwisata dan pusat pengolahan ikan
- Hal tersebut karena Anambas memiliki posisi strategis, memiliki wilayah laut yang luas, serta dulunya sudah berkembang Kota Pelabuhan di Tarempa
- Rencana pengembangan bandara di Jemaja (pariwisata)
- Rencana pengembangan pelabuhan (perdagangan) di Siantan
- Rencana pengembangan pelabuhan (industri) di Pal Matak

8. Wk Ketua II DPRD
- Mendukung angan2 Pak Bupati
- Anambas akan menjadi :Brunei, Maldives, Hongkong, Amazon, Hawaii

9. Agropolitan
- Hanya mendukung kebutuhan lokal
- Tumbuhan organik
- Yang dapat dikembnagkan hanya Jemaja
- Produksi padi Jemaja dapat mensuplai Kepri (1.700 ha sawah, dengan produksi 8 ton/ha)
- Kalau bisa organik

10. Ka. Bappeda
- Pemda telah melakukan minyak -> hutan joglo
- Lahan yang dialokasikan
- Profit oriented

HASIL AUDIENSI DENGAN BUPATI
KAMIS, 9 JUNI 2011 (MALAM)
- Pasir peti : diapit oleh 2 pemukiman, aman dari ombak, akan dibangun jembatan
- Permasalahan pembangunan jembatan membutuhkan biaya 1,3 T
- Kiri-kanan tebing, sehingga pilar jembatan dapat dibangun tinggi
- Pembangunan infrastruktur : pertumbuhan ekonomi, nilai tambah lain pertahanan
- Obyek vital : 4 perusahaan minyak
- Memelihara Budaya Lokal : kawasan pemukiman lama, kedai kopi
- Bu Tiwi -> AHP lokasi perkantoran
- Visi : pelabuhan, pariwisata, industri pengolahan
Permasalahan :
1. Pendidikan
- Tamat SMA dianggap sdh cukup, image harus diubah
- Pendidikan dan kesehatan gratis
- Beasiswa sekolah keluar (kerjasama dengan perusahaan minyak)
- Perminyakan -> belajar ke Riau
2. Kesehatan
- Biaya/subsidi ahli-ahli kesehatan : perawat, bidan,
- Beasiswa sekolah kedokteran untuk anak daerah
3. Kualitas pendidikan
- Guru : minimal D3, S1
- Politeknik : minimal perkuliahannya dulu, telah ada MOU dengan UPI Bandung
- Minat anak2 untuk bekerja tinggi
- Kuliah sambil bekerja -> UPI
- BLK : kerjasama dengan Prima Oil
- Pekerjaan sektor perminyakan yang bisa dilakukan anak daerah maka diutamakan anak daerah
4. Alam Anambas : memanjakan, melaut
5. Pembinaan nelayan : pengetahuan, bantuan kapal, bantuan modal
6. Peningkatan sistem pertanian
7. Penyerapan tenaga kerja : lulusan2 PT yang masih menganggur dijadikan tenaga honorer di Pemda
8. Daerah pelabuhan : orang2 temperamen tinggi, pengaruh miras -> harus diciptakan pekerjaan bagi mereka
9. Anggaran : 20 % untuk pendidikan, transportasi anak sekolah gratis
10. SMK di Siantan Tengah, sudah 150 orang mendaftar, kapasitas hanya 40 orang
11. Asrama dibangun di ibukota provinsi (Tanjung Pinang), diluar provinsi : bantuan sewa asrama
12. Budaya melayu : berdasarkan islam, tatacara berpakaian, adat istiadat

DISKUSI (FGD)
10 JUNI 2010 (PAGI)
1. Pembukaan oleh Ka. Bappeda
- RPJPD Amanat UU
- Saat ini belum disusun
- Merupakan thapan awal RPJPD
- Masukan untuk penyusunan RPJPD
- Tim BPPT : menyusun RPJPD

2. Arahan Asisten II : Andi Agria
- Penghormatan dan salam
- Penyusunan RPJPD -> langkah awal : FGD

3. Sekretaris Bappeda : Moderator

Masukan FGD
1. Dinas Kelautan dan Perikanan (Sekretaris Ka. Dinas)
Harapan :
- kelautan dan perikanan sebagai sentra perdagangan di Asia Tenggara
- Kawasan pengolahan hasil perikanan (kawasan khusus)
- Ada kegiatan minapolitan -> budidaya kerapu
- Penetapan Kawasan Konservasi
- Penetapan Taman Laut Anambas
- DKP -> wisata bahari

Permasalahan :
- Infrastruktur (armada dan pelabuhan ikan)
- SDM

Isu Strategis
- Illegal fishing -> pengawasan
- Pengawasan yang lebih baik

2. Ashirwan (DPRD)
- Kesejahteraan masyarakat : pekerjaan, pendidikan
- Bagaimana warga Anambas bebas dari pengangguran
- Nelayan : illegal fishing diberantas, tidak neko-neko, pengawasan
- BBM untuk melaut tersedia
- Bagaimana supaya 9 bahan pokok stabil : transportasi dan sistem logistik
- Petani : cengkeh, kopra dan karet, permasalahan ijon, harga komoditi stabil, subsidi
- Pelayanan Masyarakat kurang (layanan RS, dokter yang bertanggung jawab, berobat gratis)
- Pendudukan : bagaimana merekrut dan memanfaatkan putra daerah yang berbakat (beasiswa)
- Database yang akurat untuk merencanakan alokasi anggaran
- Guru : kuantitas dan kualitas

3. Ibu Bupati
- Ada perhatian terhadap ibu-ibu kader PKK dari kecamatan sampai desa
- Pelatihan kader PKK (ketrampilan, kesehatan dan penyuluhan)
- Yang terpenting adalah kesehatan ibu dan anak
- Perhatian terhadap ibu-ibu hamil
- Menghidupkan kembali posyandu
- Keluarga Berencana (KB) -> alat KB yang bagus
- Perhatian ibu melahirkan
- Mengangkat kembali kerajinan daerah (batik cual)
- Kayu tertentu -> dibuat gelas, airnya bisa jadi obat
- Adanya Gedung Wanita untuk beraktivitas -> masukan bagi Tim Perkantoran
- Adanya pesantren modern : ahlak kuat, ilmu juga kuat

4. Ibu Chadijah
- Sentra pengolahan untuk industri perikanan
- Membina home industri
- Anambas punya produk unggulan : hasil pengolahan perikanan
- Kecamatan2 : home industri
- Mengangkat produk perikanan
- Kerjasama/pendekatan dengan anggota dewan
- Setiap program, turun ke lapangan untuk melihat implementasinya di lapangan
- Permasalahan : di kecamatan2 pembinaan masih kurang, perlu membesarkan kelompok-kelompok usaha
- Kesehatan : pembinaan produk yang higienis, bahan aditive yang aman
- Dinas memiliki program pembinaan
- Dinas Perindagkop punya unggulan produk
- Dinas pemberdayaan perempuan punya program2 pelatihan
- Budaya : busana melayu asli dilestarikan

5. Sekretaris DP3K2P (Kehutanan, dll)
- Sebagian -> Renstra 2010 – 2014
- Mengacu Visi Kab Anambas (RPJMD)
- Sektor pertanian : mewujudkan pertanian yang tangguh, lingkungan lestari, daya saing tinggi, dan kesejahteraan petani
- MOU dengan Universitas Intan Yogyakarta (20 orang), 10 orang dana Primus Oil, 10 orang dana pemda
- Hanya memiliki 1 % daratan (64.000 ha) untuk petani 2.000 ha
- Program kehutanan bisa dilihat di renstra

6. Ka Dinas Kesehatan
- Kelemahan kualitas SDM dan jumlah kurang
- Hal ini mengakibatkan pelayanan menjadi kurang optimal
- Pustu belum lengkap
- Ada desa yang harus dibangun pustu, ada juga yang belum lengkap
- Pelayanan belum maksimal, infrastruktur/peralatan dan tenaga medis masih kurang
- Ada beberapa pasien yang mengeluh
- Pasien banyak yang harus dirujuk : ke RS lapangan -> Tanjung Pinang -> RSCM Jakarta
- Harapan : ”Masyarakat Anambas Sehat”
- Sarana dan tenaga medis perlu disiapkan
- Pelatihan dokter umum menjadi dokter mahir
- Kerjasama dengan universitas : praktek dokter spesialis yang belum selesai (praktek kerja)
- Permasalahan lain : mindset lebih baik menjaga kesehatan daripada mengobati -> butuh pelatihan dan sosialisasi
- Fokus saat ini masih pada pembangunan fisik, kedepan kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan pelayanan
- Lingkup : Ibu hamil, anak dan kesehatan lingkungan

7. Dinas Perhubungan
- Transportasi antar kecamatan, terutama yang terisolir
- Transportasi udara di Jemaja (tahap awal perintis, secara bertahap menjadi internasional
- Pelabuhan laut secara bertahap menjadi pelabuhan internasional

8. Dinas Pekerjaan Umum (Pak Iwan)
- Visi : terwujudnya infrastruktur yang mendukung pusat2 pertumbuhan kawasan
- Kawasan pusat pertumbuhan nasional : APBN, Prov, Kab
- Penyusunan produk Tata Ruang : RTRW, RDTR, RTBL, kerjasama dengan PU Pusat
- Revitalisasi kota lama
- Pengembangan Kawasan Kota Baru
- SDM lemah -> masih banyak kosong
- Kondisi eksisting : sampah, air bersih, masih belum tertata
- Waterfront City : DED, peruntukan kawasan
- Pusat perkantoran : Rencana Umum (Bappeda), Teknis (PU)
- Sentra2 pertanian : akses jalan menghubungkan 2 pulau (+/- 30 km)
- Pengembangan 2 pusat pertumbuhan : kawasan Pal Matak dan Terempa
- Sentra kelautan : Minapolitan, jalan2 akses, infrastruktur lainnya
- Suplai air ke pulau2 lain yang kurang

9. Dinas Pariwisata (Sekretaris)
- Mimpi: dari ekpo mendapat lirikan dunia internasional
- Kapal Cruiss ingin datang, tetapi masih ada keraguan terhadap persiapannya
- Kendala : kerjasama antar aparat akan ada kerjasama kedalam
- Koordinasi : disperindag, perhub, kebersihan, untuk mempersiapkan kapal cruiss merapat

10. Dinas UKM & Perindag
- Pengembangan kapasitas pelabuhan saat ini
- Pelabuhan saat ini perlu dikembangkan
- Transportasi darat sangat minim
- Pasar yang baik, bentuk depannya dibuat indah

11. Dinas Pendidikan
- Investasi jangka panjang -> iman dan taqwa
- Masih lemah tata kelola, sarana prasarana dan kualitas guru
- Tenaga pendidik belum merata
- Tenaga pendidik tidak sesuai dengan pelajaran
- Kualifikasi dan standar (MOU dengan UPI)
- Sarana dan prasarana (gedung, sarana)
- Peran serta masyarakat (saat ini maunya gratis)
- Pendanaan : dibagi 4 triwulan (termasuk beasiswa)

12. Bu Sundari (Pemberdayaan Perempuan)
- Mengubah pola pikir jangan hanya dirumah
- MDG -> menurunkan kematian ibu dan balita
- Pusat-pusat perkantoran (hak wanita : wc khusus, ruang khusus perokok, dll)
- Gender : kesetaraan sesuai kodrat, KB untuk bapak2

13. Ka. Bappeda
- Bagaimana 20 tahun mendatang dibandingkan saat ini
- Pendidikan RLS 5,6 menjadi 12 tahun
- Kesehatan : AHH dari 64 tahun menjadi 70 tahun
- Kematian Ibu Melahirkan : dibawah 1 %
- Gizi buruk -> 0 %
- Pert ekonomi 5,2 % menjadi 10 % -> membutuhkan investasi
- Keluarga miskin berkurang 20 – 30 %, tidak ada lagi kategori miskin
- Daya beli 600.000rp menjadi 300 – 400 U$/orang (3 – 4 juta rupiah)
- Ha-hal lain:
- Eksistensi secara nasional, regional, internasional
- Pemanfaatan migas (Anambas – Singapura)
- Pemanfaatan kabel optik (Mersing – Singapura)
- Pengembangan : pro-growth, pro-job, pro-poor, pro-environment

Wawancara Anggota DPRD

10 JUNI 2010 (MALAM)
Hal yang memotivasi pemisahan Kabupaten Anambas
- Rentang kendali
- Pemberdayaan
- Pelayanan
- Pemerataan pembangunan
- Alokasi Anggaran

Saat ini alokasi banyak ke fisik
Alokasi tidak fokus
Kurang kerjasama dengan dewan
Sistem pelayanan publik harus punya arah
Tujuan harus jelas
Keinginan investasi dari luar
Pertanian : kurang minat, etos kerja di sektor ini rendah (kecuali transmigrasi)

Persoalan :
- Tidak ada fokus
- Data kurang
- Kualitas produk lokal rendah
- Persoalan harga (kalah bersaing dgn produk Tanjung Pinang
- Transmigrasi : Jemaja 400 KK saat ini tinggal 200 KK
- Barang-barang dari Tanjung Pinang dominan
- Barang2 dari Pontianak karena ada Pelni
- Aspirasi dan keterwakilan masyarakat cukup baik
- Kriminalitas relatif rendah (aman)

SUSTAINABLE REGIONAL DEVELOPMENT MODELLING USING SYSTEM DYNAMICS

by Sri Handoyo Mukti

Abstract
In the process of regional development plans carried out analysis of various aspects which include: economic, social, environmental and space requirements. Analysis activities are generally carried out by experts in their field without considering the linkages between aspects were analyzed. This paper described a model showing the linkages between aspects in the planning of regional development. On the economic aspect, linkages between sectors and across regions are translated using interregional input-output method based on the data matrix IRIO issued by the Central Statistics Agency (BPS). On social aspects, population growth, the Human Development Index, and the unemployment rate is simulated as a result of economic development. On environmental and spatial aspects, the model will simulate the impact of economic development on water availability and reduced green open space, increasing land requirements and land stock in each land class. The model attempted to simulate scenarios of regional development based on increased development investment and will be evaluated based on development indicators in the economic, social, environmental and spatial.

Keywords: system dynamics, simulation, modeling, sustainable regional development, policy scenario planning, policy assessment.

*) Expert in Regional Development and Environmental Modeling

1. Background
To produce a sustainable regional development plan, the integrated analysis of the aspects that influence needs to be done. Currently the planning process is always done in partial and fragmented sectors of the economy in a rigid manner. In addition, changes in the current strategic environment resulting projection analysis using the statistical approach becomes less appropriate, because to achieve the development targets that proclaimed requires a variety of alternative scenarios to achieve regional development. To be able to choose the strategic scenario needed an integrated analysis of different aspects to measure the performance of each scenario. The method of analysis will be discussed in this paper is a method of System Dynamics. The problems of regional development dynamics formulated in the systems dynamic model, where the alternative solution scenarios are simulated to determine the performance impact of each scenario were developed.

2. System Conceptualization
Conceptualizing the problem can be described in a causal loop diagram of Regional Development Planning (RDP) as shown in Figure 2. describe the behavior of regional development based on aspects of economic, social, environmental and land (spatial). For the economic aspect (which is limited by the red box), to achieve the target of economic growth (desired economic growth), it takes an investment that must be implemented to achieve the economic targets (desired investments). Desired investment is not always realized to be an investment where it is closely related to the aspect of Natural Resources (including the Land). From the realized investment, economic conditions that occur will have an impact on the environmental conditions where environmental conditions will provide feedback that limits the economic conditions that occurred. The actual economic condition is not directly felt the community, but there is a delay. The economy is perceived by the public will affect on the social welfare conditions that will provide feedback to the economic conditions that occur due to changes in productivity (increase or decrease).

Figure 1. Causal Loop Diagram of Regional Development Planning (RDP) Model

If we look at the loops that is formed of a causal link above, economic growth scenario that proclaimed should become the driving engine for the local economy and should be leverage the economy that occurred (positive loop), but in the land, environmental and social aspects there is a negative loop that will limiting economic growth that occurred. Therefore, the scenario development area only see economic growth is not enough but need to be addressed in an integrated aspect of land (push and limiting the regional development), environmental aspects and social aspects of the population because these aspects are interrelated to one another. All aspect in the systems is grouped in the following sub models:

Economy Sub Model
Available accurate and sufficient data to assess the linkages between economic sectors and between regions is based on the BPS survey results published in the interregional Input-Output (IRIO) table in 2005. Sub-Economic model outlines nine major sectors: Agriculture, Mining and Quarrying, Manufacturing, Electricity gas and water supply, Building (Construction), Hotel and Restaurant Trade, Transportation and Communications, Finance leasing and corporate services, other services. Sub-economic model can be derived from the existing nine sectors specific to a region in accordance with specific local potential.

Social Sub Model
Social sub model describing the dynamics of population growth, improvement of the HDI value and increased productivity that will reduce the number of unemployed
Population growth occurs due to an increased birth rate is higher than the level of health, as well as the in-migration is higher than out-migration. Increased prosperity in developing countries will result directly in increased birth and mortality that can lead to population explosion if not controlled by the family planning program, although in developed countries, increasing prosperity will actually decrease the number of residents.

Environmental Sub Model
Sub model of the environment, especially for analysis at the regional level that is still relevant to be discussed is related to: availability of water and the availability of green open space.
Water resource model can be divided into two: a model that describes the water demand and a model

Land Use Sub Model
Land use model developed that is used to describe
• Land demand growth, land allocation and land use (Demand)
• Land use and land function conversion (land conversion)

Growth needs of developed land are the result of population growth (residential land) and economic growth (other land).

Figure 2. Flow Diagram of Land Demand and Conversion

3. Model Validation
Calibration and validation of the model in systems dynamic could be done through various methods, although in this study it can take in 2 methods, that is:
1. Comparing base structure of model with base structure in the real world.
2. Comparing the behavior pattern of simulations result with observations or data.

4. Result of Simulation on Kalimantan and Sulawesi Region

a. Kalimantan Region
- Economic: investment acceleration will give leverage in economic growth in the future. From the graphics we can see that high economic growth will be exist in 10 until 20 years, after that, growth will be back on the normal condition.
- Social Welfare: although the impact on economic growth will be exist temporarily, but it will improve social welfare as we can see in the graphics. So in 10 until 20 year in the future the condition of social welfare will be much better then today and it will encourage local economic initiative to keep the economic growth continuously.
- Environment: As consequences of the high economic growth, the environmental condition will be decreased. Government has to keep the environment equilibrium to mitigate the risk of natural disaster through creating the environment rehabilitation and conservation program and involving people in the community development project.
- Spatial Condition: Conversion of the land use will be existing from the forest to agricultural usage especially in palm oil plantation. Areas for industrialization are available and sufficient but the resources to support it will need the broad and extensive farming area

b. Sulawesi Region
- Economic: the impact of investment acceleration in Sulawesi will be higher than in Kalimantan. It will be happen because the linkage between economic sectors is more stringer than in Kalimantan, so the investment in one economic sector will stimulate to the others.
- Social Welfare: Same as Kalimantan, accelerating investment will give an impact on social welfare.
- Environment: Same as Kalimantan, high economic growth will influence on the environmental degradation like pollution, decreasing land forest and protected forest and water availability.
- Spatial Condition: The limitation of suitable agriculture land area in Sulawesi will push conversion of forest and protected forest to the farming usage. To control this situation, government has to strictly apply zoning regulation.

5. References
Sterman, John D. (2000), Business Dynamics : Systems Thinking and Modelling for Complex World, McGraw-Hill Companies Inc.
Tasrif, Muhammad (2005), Analisis Kebijakan Menggunakan Model System Dynamics, Program Magister Studi Pembangunan ITB, Bandung
The World Bank (2009), Laporan Pembangunan Dunia : Menata Ulang Geografi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Selasa, 08 Februari 2011

PROGRAM PRIORITAS NASIONAL PUSAT AUDIT TEKNOLOGI 2011

Pada tahun 2011, Pusat Audit Teknologi BPPT akan melaksanakan Program Prioritas Nasional yang terdiri dari :
1. Audit Teknologi Industri Gula
2. Audit Teknologi Kelistrikan
3. Audit Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
4. Pengembangan Sistem Nasional Audit Teknologi

Sebagai lembaga satu-satunya di Indonesia yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan audit teknologi, maka BPPT melalui Pusat Audit Teknologi (PAT) telah menyiapkan program yang masuk dalam Prioritas Nasional 2011-2014. Program ini disusun dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional, kemandirian bangsa dibidang teknologi serta mengembangkan Sistem Nasional Audit Teknologi.

Pengembangan Sistem Nasional Audit Teknologi
Peran BPPT sebagai auditor teknologi negara sebenarnya telah diperankan sejak didirikannya BPPT oleh Prof. Habibie pada tahun 1978. Berbekal dari banyaknya kegiatan BPPT dalam melaksanakan audit teknologi, yang pada saat itu masih dikenal sebagai kegiatan technology assessment, maka telah distandarkan suatu kode etik dan pedoman dasar bagi pelaksanaan audit teknologi, walaupun masih berlaku hanya di lingkungan BPPT, khususnya Pusat Audit Teknologi. Banyaknya permintaan untuk melakukan audit teknologi, baik dalam rangka perlindungan publik (misalnya permintaan dari DPR), maupun peningkatan daya saing industri (permintaan BUMN Industri Strategis) maka ada keinginan untuk mengembangkan audit teknologi menjadi suatu profesi. Langkah pertama telah dilakukan dengan Deklarasi Ikatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI) pada tahun 2006. Langkah-langkah yang telah dilakukan sejak tahun 2006 hingga kini adalah : menyusun masterplan dan roadmap, menyusun frame work, menstandarkan pedoman-pedoman pelaksanaan audit, pegembangan kelembagaan, melaksanakan FGD lintas instansi dan lintas profesi, serta melaksanakan aplikasi audit teknologi.  Harapan kedepan, auditor teknologi dapat menjadi profesi sebagaimana auditor keuangan dengan kelembagaan yang baik (diklat, pemberian sertifikasi auditor, dewan kehormatan auditor teknologi, lembaga profesi/IATI)

Audit Teknologi Industri Gula Nasional merupakan kegiatan yang diusulkan oleh Kementerian Perindustrian dalam mendukung revitalisasi industri gula nasional. Demikian juga mengenai teknologi kelistrikan dan TIK, merupakan kegiatan yang banyak diminta masyarakat supaya BPPT melakukan audit teknologi. Sebenarnya permintaan untuk melakukan audit teknologi dibidang-bidang lain masih banyak seperti dibidang kereta api, perkapalan, baja, industri hankam (alutsista) dsb, keterbatasan anggaran yang ada menyebabkan pembatasan program yang dilakukan, walaupun tidak menutup kemungkinan pelaksanaan audit teknologi tersebut walaupun tidak dapat menggunakan anggaran dari Program Prioritas Nasional.